Jakarta (pilar.id) — Ketua DPR RI Puan Maharani menggelar sejumlah pertemuan bilateral dengan pimpinan parlemen dari negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di sela-sela penyelenggaraan Konferensi Persatuan Parlemen Negara-negara Anggota OKI (PUIC) ke-19 yang berlangsung di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (13/5/2025).
Isu Palestina dan perdamaian dunia menjadi sorotan utama dalam rangkaian pertemuan tersebut. Puan bertemu secara terpisah dengan Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair Ibrahim Boughali, Ketua Parlemen Bahrain Ahmed bin Salman Al Musalam, Ketua Dewan Syura Oman Khalid Hilal Nasser Al Maawali, dan Wakil Ketua DPR Republik Ceko Jan Skopecek. Republik Ceko hadir sebagai negara pengamat (observer) dalam forum ini.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Delegasi DPR tersebut, Puan didampingi oleh Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Irine Yusiana Roba Putri serta anggota BKSAP Gilang Dhielafararez dan Mufti Anam.
Dukungan Konsisten untuk Palestina
Puan menegaskan bahwa penyelesaian konflik Palestina-Israel harus menjadi perhatian global. Ia menyerukan penghentian perang di Gaza dan pentingnya menjamin akses bantuan kemanusiaan.
“Penyelesaian konflik Palestina-Israel menjadi isu penting yang harus mendapatkan perhatian kita bersama,” ujarnya.
Ia juga menyatakan bahwa dukungan Indonesia terhadap Palestina akan terus berlanjut hingga Palestina meraih kemerdekaan penuh.
Isu Lain: Perdamaian Global dan Perlindungan WNI
Pertemuan bilateral itu juga membahas berbagai isu global lainnya. Dengan Ketua Parlemen Bahrain, Puan menyoroti perlindungan terhadap sekitar 6.900 Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di negara tersebut, khususnya di sektor informal. Ia menyampaikan apresiasi atas upaya pemerintah Bahrain dalam menjaga hak-hak para WNI.
Dalam pertemuan dengan Ketua Dewan Syura Oman, Puan mengusulkan pengaktifan kembali Forum Konsultasi Politik II RI-Oman yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19. Ia berharap kerja sama bilateral yang telah terjalin sejak 1978 bisa diperkuat kembali.
Sementara itu, dalam pertemuannya dengan Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Puan mengenang sejarah hubungan erat Indonesia–Aljazair yang tidak terlepas dari dukungan Presiden Soekarno terhadap perjuangan kemerdekaan Aljazair pada tahun 1962.
Solidaritas Dunia Islam di Forum PUIC
Puan menyampaikan bahwa forum PUIC menjadi momentum penting untuk memperkuat solidaritas antar parlemen negara-negara Islam dalam menghadapi tantangan global.
“PUIC sebagai representasi parlemen negara Muslim dapat berperan aktif dalam menciptakan dunia yang adil, damai, dan sejahtera,” kata Puan.
Konferensi PUIC ke-19 di Gedung DPR RI berlangsung dari 12 hingga 15 Mei 2025. Meski pembukaan resmi dijadwalkan pada 14 Mei, sejumlah pertemuan penting telah dimulai sejak Senin (12/5). Topik yang dibahas meliputi isu Palestina, hak-hak minoritas Muslim, dialog antar peradaban, lingkungan, dan hak asasi manusia.
Usai pertemuan bilateral, Puan meninjau sejumlah fasilitas konferensi seperti ruang makan delegasi dan Ruang Rapat Paripurna I yang menjadi lokasi pembukaan dan penutupan forum PUIC ke-19.
Indonesia Pimpin PUIC ke-19
Puan Maharani secara otomatis menjabat sebagai Presiden PUIC ke-19 selama keketuaan Indonesia dalam forum ini. Wakil Ketua BKSAP Irine Yusiana menegaskan bahwa kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia tercermin dari peran ini.
“PUIC merupakan salah satu acara bergengsi, dan ini membuktikan keketuaan Indonesia sangat dipandang dunia,” ujar Irine.
Menurutnya, isu utama yang dibahas dalam konferensi ini adalah komitmen bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Selain itu, Puan juga mendorong upaya perdamaian di wilayah konflik lain seperti Pakistan–India dan isu kemanusiaan lainnya seperti Rohingya.
“Kita percaya ketika perjuangan ini menjadi perjuangan bersama, kita akan lebih kuat dan lebih keras lagi bersuara untuk perdamaian di Palestina,” tutup Irine. (hen/ted)