Satoe Indonesia, Langkah Kolaboratif Pihak Swasta dan Pemprov DKI Jakarta Majukan Kebudayaan

1 week ago 26

Jakarta (pilar.id) – Perayaan kebangsaan “Satoe Indonesia” yang digelar di Jakarta, Minggu (10/11/2025), menjadi momentum penting bagi kolaborasi lintas sektor antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pihak swasta. Melalui acara ini, kebudayaan kembali ditegaskan sebagai bagian integral dari pembangunan kota sekaligus motor penggerak ekonomi kreatif.

Pagelaran ini menampilkan Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO), orkestra tertua di Indonesia yang berakar sejak 1904 melalui Batavian Staff Orchestra. Dalam perkembangannya, orkestra ini telah menjadi simbol dinamika sosial-budaya Jakarta hingga kini berada di bawah naungan Pemprov DKI.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan, dukungan terhadap seni dan kebudayaan menjadi bagian penting dari visinya menjadikan Jakarta sebagai kota global peringkat 20 dunia (#KotaGlobal20).

“Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menempatkan kesenian dan kebudayaan bukan hanya sebagai identitas dan warisan budaya, tetapi juga sebagai pendorong ekonomi kreatif dan kesejahteraan masyarakat. Jakarta Philharmonic Orchestra adalah bagian penting dari sejarah itu,” ujar Pramono dalam sambutan tertulisnya.

Dukungan Swasta dan BUMD dalam Pembangunan Kebudayaan

Visi Pemprov DKI tersebut mendapat dukungan penuh dari berbagai kalangan, termasuk pihak swasta dan BUMD seperti Bank Jakarta, yang baru saja melakukan rebranding dari nama sebelumnya, Bank DKI.

Pagelaran Satoe Indonesia menjadi refleksi semangat baru Bank Jakarta yang sejalan dengan transformasi perusahaan menuju lembaga keuangan modern dan berorientasi pada pelayanan publik.

“Hari ini kita melihat bagaimana kebudayaan, khususnya seni musik orkestra, menjadi denyut nadi kehidupan kota. Pemerintah dan sektor swasta harus berjalan beriringan untuk memperkuat identitas Jakarta sebagai kota global,” tambah Pramono.

Geber Budaya: Gerakan Bersama untuk Kesenian Jakarta

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary, menjelaskan bahwa Jakarta Philharmonic Orchestra kini menjadi bagian dari program Geber (Gerak Bersama) Budaya Jakarta. Program ini bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengapresiasi karya seni — baik tradisional maupun modern.

“Seni dan budaya bukan sekadar tontonan, tetapi juga penggerak aktivitas masyarakat dan ekonomi. Pagelaran ini adalah bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah, seniman, dan dunia usaha,” ujar Miftahulloh saat Full Dress Rehearsal di Jakarta, Sabtu (8/11/2025).

Ia menambahkan, Pemprov DKI bertekad membangkitkan kembali Jakarta Philharmonic Orchestra yang diinisiasi oleh Gubernur Ali Sadikin pada era 1960-an. Langkah ini diharapkan dapat mendorong kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi berbasis seni dan kebudayaan.

Pagelaran Satoe Indonesia juga menjadi bagian dari rangkaian menuju perayaan 500 tahun Kota Jakarta pada 2027. Sejalan dengan itu, Jakarta berhasil naik ke peringkat ke-71 kota global dunia tahun 2025, meningkat dari posisi ke-74 tahun sebelumnya.

Ruang Kreasi bagi Generasi Muda Musik Indonesia

Konduktor Jakarta Philharmonic Orchestra, Aminoto Kosin, mengatakan bahwa pagelaran ini menjadi ruang bagi musisi dan komposer muda Indonesia untuk berkarya dan menampilkan kreativitasnya di panggung orkestra profesional.

“Pagelaran ini membuka kesempatan bagi musisi muda untuk menampilkan aransemen mereka secara langsung dan akustik. Kami ingin menampilkan orisinalitas dan semangat baru dalam musik orkestra Indonesia,” kata Aminoto.

Dengan menggabungkan semangat kepahlawanan, nasionalisme, dan modernitas, Perayaan Satoe Indonesia menjadi simbol kebangkitan ekosistem seni dan budaya Jakarta yang berakar kuat, namun tetap relevan di kancah global. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |