Jakarta (pilar.id) – PSSI resmi menunjuk Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat (Head of Scouting) sepak bola nasional. Pengangkatan ini menjadi bagian dari langkah strategis federasi dalam memperkuat fondasi pengembangan pemain nasional, khususnya dalam menyongsong Piala Dunia 2026 dan program jangka panjang lainnya.
Dalam kapasitas barunya, Tahamata akan bertugas mengidentifikasi serta merekrut talenta potensial dari dalam negeri maupun dari diaspora Indonesia, khususnya di Belanda.
Ia akan bekerja erat dengan pelatih kepala Patrick Kluivert, Gerald Vanenburg, Nova Arianto, dan jajaran staf teknis lainnya untuk memastikan keberlanjutan serta peningkatan kualitas Tim Nasional Indonesia.
“Kami sangat antusias menyambut Simon Tahamata dalam keluarga besar PSSI. Pengalaman dan keahliannya dalam pengembangan pemain muda akan menjadi aset berharga dalam perjalanan kami menuju panggung dunia,” ujar Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Profil Simon Tahamata: Legenda Berdarah Indonesia
Simon Melkianus Tahamata, lahir di Vught, Belanda pada 26 Mei 1956, memiliki darah keturunan Maluku. Ia dikenal sebagai mantan pemain timnas Belanda dan legenda klub Ajax Amsterdam.
Tahamata mengawali kariernya di klub lokal TSV Theole (1967–1971) sebelum bergabung dengan akademi Ajax. Ia menjalani debut profesional pada musim 1975–1976 dan mencetak sejarah bersama Ajax dengan meraih tiga gelar Liga Belanda (1976/77, 1978/79, 1979/80) serta satu trofi Piala KNVB. Total, ia mencatat 149 penampilan, 17 gol, dan 33 assist untuk Ajax.
Setelah Ajax, Simon bergabung dengan Standard Liege (1980–1984) dan memenangkan dua gelar Liga Belgia dan satu Piala Belgia. Ia juga mencetak 40 gol dalam 129 pertandingan dan meraih sejumlah penghargaan individu, seperti Man of the Season dan Belgian Fair Play Award.
Kariernya berlanjut di Feyenoord, Beerschot, dan Germinal Ekeren, sebelum pensiun pada 1996. Di level internasional, ia tampil 22 kali untuk Timnas Belanda antara tahun 1979 hingga 1986 dan mencetak dua gol.
Pensiun, Konsisten Mendidik Pemain Muda
Usai gantung sepatu, Tahamata meniti karier sebagai pelatih di berbagai akademi elite seperti Ajax Amsterdam, Standard Liege, Beerschot, dan Al Ahli. Ia juga mendirikan Simon Tahamata Soccer Academy sejak 2015, yang berfokus pada pengembangan pemain usia dini.
Salah satu momen emosional dalam hidupnya terjadi pada 3 Maret 2024, ketika Ajax memberikan penghormatan khusus kepada dirinya di Johan Cruyff Stadium jelang laga melawan Utrecht. Sebuah spanduk besar bertuliskan “Oom Simon, Terima Kasih” terpampang di tribun, membuat Simon tampak haru.
Tiba di Indonesia Akhir Mei
Simon Tahamata dijadwalkan tiba di Indonesia pada akhir Mei 2025. Kehadirannya diharapkan bisa membawa dampak signifikan bagi peningkatan kualitas scouting dan pembinaan pemain muda di Tanah Air.
Penunjukan ini menjadi sinyal kuat bahwa PSSI tengah serius melakukan transformasi menyeluruh demi mengejar prestasi internasional.
Informasi Pribadi Simon Tahamata
Nama lengkap: Simon Melkianus Tahamata
Tanggal lahir: 26 Mei 1956
Tempat lahir: Vught, Belanda
Tinggi: 1,64 m
Karier Junior
1967 – 1971: TSV Theole
1971 – 1976: Ajax Amsterdam
Karier Senior
1976 – 1980: Ajax Amsterdam
1980 – 1984: Standar Liege
1984 – 1987: Feyenooord
1987-1990: Beerschot
1990 – 1996: Germinal Ekeren
Karier Timnas
1979-1986: Timnas Belanda
Karier Pelatih
1996-2000: Standard Liege (Academy dan Junior)
2000-2004: Germinal Beerschot (Academy dan Junior)
2004-2009: Ajax Amsterdam (Academy dan Junior)
2009-2014: Al Ahli Arab Saudi (Academy dan Junior)
2014-2024: Ajax Amsterdam (Academy dan Junior)
(usm/hdl)