Sinopsis Ghost Rider: Spirit of Vengeance (2011), Aksi Panas Nicolas Cage yang Gagal Selamatkan Sekuel Marvel

9 hours ago 8

Medan (pilar.id) – Setelah sukses moderat lewat film Ghost Rider (2007), Marvel kembali menghadirkan sekuelnya berjudul Ghost Rider: Spirit of Vengeance pada tahun 2011. Film ini kembali menampilkan Nicolas Cage sebagai Johnny Blaze, sang pengendara motor api yang dikutuk menjadi Spirit of Vengeance.

Film garapan Mark Neveldine dan Brian Taylor ini diadaptasi dari karakter antihero Ghost Rider milik Marvel Comics, dan dirilis secara luas pada 17 Februari 2012 di format 2D dan 3D.

Meski menjanjikan aksi lebih gelap dan intens dibanding film pertamanya, Spirit of Vengeance justru mendapat kritik tajam dari penonton dan kritikus, bahkan dianggap lebih buruk dari film pendahulunya.

Sinopsis: Perjalanan Johnny Blaze Melawan Iblis

Kisah berawal di pedesaan Rumania, ketika biarawan bernama Moreau (diperankan Idris Elba) memperingatkan sebuah biara tentang upaya pasukan iblis Roarke untuk menculik seorang anak bernama Danny. Anak itu diyakini akan menjadi wadah bagi jiwa sang iblis.

Moreau mencari Johnny Blaze, yang bersembunyi untuk menahan kutukan Ghost Rider di dalam dirinya. Ia berjanji akan memulihkan jiwa Johnny jika mau menyelamatkan Danny.

Dalam perjalanannya, Johnny bertemu ibu Danny, Nadya (Violante Placido), dan berhadapan dengan mantan kekasih Nadya, Ray Carrigan (Johnny Whitworth), yang kemudian berubah menjadi makhluk berkekuatan gelap bernama Blackout.

Di tengah aksi kejar-kejaran dan pertempuran supernatural, Johnny berusaha menebus kesalahannya sambil menghadapi iblis Roarke (Ciarán Hinds), yang ternyata adalah Mephistopheles — entitas yang pernah memperdayainya.

Klimaks film menampilkan pertarungan sengit di mana Blaze menggunakan kekuatan baru “api biru” untuk mengalahkan Roarke dan menyelamatkan Danny, menandai perubahan Ghost Rider dari Spirit of Vengeance menjadi Spirit of Justice.

Pemeran Utama

  • Nicolas Cage sebagai Johnny Blaze / Ghost Rider
  • Fergus Riordan sebagai Danny Ketch
  • Ciarán Hinds sebagai Roarke / Mephistopheles
  • Violante Placido sebagai Nadya Ketch
  • Idris Elba sebagai Moreau
  • Johnny Whitworth sebagai Ray Carrigan / Blackout
  • Christopher Lambert sebagai Methodius

Respon Kritik: Aksi Panas, Cerita Dingin

Meski dibekali anggaran sekitar 57 juta dolar AS, Ghost Rider: Spirit of Vengeance hanya mampu mengumpulkan 132,6–149,4 juta dolar AS di seluruh dunia. Angka tersebut dianggap mengecewakan untuk film superhero besar di era pasca-Iron Man.

Situs Rotten Tomatoes mencatat skor rendah 18% dari 119 ulasan kritikus, dengan kesimpulan:

“Dengan naskah lemah, CGI yang tak merata, dan akting Nicolas Cage yang terlalu berlebihan, Spirit of Vengeance berakhir sebagai tontonan yang berisik dan tak berarti.”

Sementara itu, Metacritic memberi nilai rata-rata 34/100, dan penonton yang disurvei oleh CinemaScore memberi nilai C+, lebih rendah dari film pertama yang mendapat nilai “B”.

Kritikus Roger Ebert dan Gene Siskel bahkan menyebut film ini “tidak punya arah dan kehilangan jiwa”, sementara Variety menilai film ini sebagai “peningkatan kecil dari film pertama, tapi tetap membosankan dan berantakan.”

Namun, sebagian kecil kritikus seperti IGN memuji gaya penyutradaraan Neveldine–Taylor yang gila dan “kartunis”, menyebutnya “film yang akan sangat kamu benci atau kamu nikmati karena keanehannya.”

Kegagalan dan Akhir Era Ghost Rider Nicolas Cage

Usai perilisan film ini, Nicolas Cage menyatakan dirinya tak lagi tertarik melanjutkan peran Ghost Rider, dan proyek sekuel ketiga resmi dibatalkan.

Tak lama kemudian, hak cipta karakter Ghost Rider dikembalikan ke Marvel Studios, yang kemudian memperkenalkan versi baru Robbie Reyes di serial Agents of S.H.I.E.L.D..

Meski gagal secara kritik dan komersial, Ghost Rider: Spirit of Vengeance tetap diingat sebagai salah satu film superhero paling unik di era pra-MCU, berkat visualnya yang liar dan akting eksentrik Nicolas Cage.

Ghost Rider: Spirit of Vengeance mencoba membawa semangat baru dengan aksi lebih gelap dan penuh energi, namun gagal menghadirkan kedalaman cerita dan emosi. Meski begitu, film ini tetap menjadi catatan menarik dalam perjalanan sinema superhero sebelum dominasi Marvel Cinematic Universe. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |