Sinopsis Pembantaian Dukun Santet (2025), Catatan Sejarah Pilu dari Timur Jawa

1 day ago 11

Jakarta (pilar.id) – Dunia perfilman horor Indonesia kembali diramaikan dengan karya terbaru bertajuk Pembantaian Dukun Santet, yang resmi tayang di bioskop mulai 8 Mei 2025.

Film ini disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis dan diproduksi oleh Pichouse Films bersama MD Pictures, dengan Manoj Punjabi sebagai produser.

Film berdurasi 1 jam 32 menit ini mengangkat kisah nyata yang pernah menggemparkan Indonesia, yakni tragedi pembunuhan massal terhadap para dukun santet di Banyuwangi pada tahun 1998. Cerita ini diadaptasi dari thread viral karya akun @jeropoint yang dipublikasikan di media sosial X pada tahun 2023.

Sinopsis: Teror Berdarah di Tengah Fitnah dan Dendam

Dengan latar tahun 1990-an, Pembantaian Dukun Santet mengisahkan tentang Satrio (diperankan oleh Kevin Ardilova), seorang santri di sebuah pondok pesantren Jawa yang menjadi saksi dari pembunuhan brutal terhadap para pengajar di pesantrennya.

Kejadian mengerikan ini dilakukan oleh sekelompok orang bertopeng berpakaian hitam, yang mengincar siapa pun yang dicurigai sebagai dukun santet.

Teror meluas hingga ke pesantren dan desa-desa sekitar. Para guru dan santri dibunuh satu per satu secara misterius tanpa sempat membela diri. Dalam kekacauan tersebut, Satrio berjuang mengungkap dalang di balik teror yang menghancurkan ketenangan pesantrennya.

Pencarian Satrio membawa dirinya pada fakta mengejutkan tentang sejarah kelam keluarganya, serta kehadiran seorang dukun santet penuh dendam yang memburu keluarganya.

Pemain dan Tim Produksi

Film ini diperkuat oleh jajaran aktor dan aktris muda berbakat serta aktor senior. Di antaranya Kevin Ardilova sebagai Satrio, Aurora Ribero sebagai Annisa, Kaneishia Yusuf sebagai Nurul, dan Iqbal Sulaiman sebagai Ali.

Selain itu ada Siti Aziizah Chairunnisa sebagai Wulan, Sasya Anastaysa sebagai Ningsih, Teuku Rifnu Wikana sebagai Ustadz Ridwan, dan masih banyak lagi.

Skenario film ditulis oleh Jeropoint, Baskoro Adi Wuryanto, dan Andri Cahyadi, dengan pendekatan naskah yang sarat ketegangan serta atmosfer lokal yang pekat dengan unsur mistik dan sejarah kelam.

Visual dan Nuansa Horor yang Kuat

Poster film memperlihatkan suasana horor yang mencekam: sosok tanpa kepala berdiri di tengah hutan berkabut, dikelilingi oleh tubuh tergantung, tengkorak, serta tulang-belulang.

Visual ini menggambarkan kengerian dan kekejaman yang akan ditampilkan dalam film, sekaligus menekankan sisi horor supranatural dan realitas sosial kelam yang menjadi inti cerita.

Film ini telah diklasifikasikan oleh Lembaga Sensor Film (LSF) untuk penonton 17 tahun ke atas, dengan rating IMDb 4.6 hingga saat ini.

Judul awal film ini adalah Lemah Santet Banyuwangi, sebelum diubah menjadi Pembantaian Dukun Santet untuk rilis bioskop.

Film ini tidak hanya menyuguhkan ketegangan, tetapi juga mengangkat trauma sejarah. Tragedi santet Banyuwangi, pada tahun 1990-an, kemudian meluas ke beberapa wilayah di Jawa Timur.

Dengan gambaran ini, Pembantaian Dukun Santet (2025) jadi sebuah karya horor lokal yang mengusung pesan kuat, dan layak untuk disaksikan oleh para penggemar genre thriller-misteri. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |