Strategi BRI Jaga Kualitas Aset dan Kredit UMKM Tetap Sehat di Tengah Ketidakpastian Global

6 hours ago 5

Jakarta (pilar.id) – Di tengah dinamika ekonomi global yang masih dibayangi ketidakpastian akibat perang tarif dan tensi geopolitik, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI terus memperkuat strategi manajemen risiko untuk menjaga kualitas aset dan pembiayaan tetap sehat, khususnya pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung bisnis perseroan.

Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, menegaskan bahwa meskipun tekanan terhadap konsumsi domestik masih terasa, BRI tetap mengedepankan prinsip pertumbuhan yang selektif guna menjaga kualitas kredit secara berkelanjutan.

“Fokus kami adalah menjaga portofolio pembiayaan agar tetap selaras dengan kondisi pasar, tanpa mengorbankan aspek kehati-hatian dalam pengelolaan risiko,” ujarnya dalam paparan kinerja keuangan Triwulan I Tahun 2025, Rabu (30/4/2025).

Hingga Maret 2025, BRI tercatat telah menyalurkan kredit UMKM sebesar Rp 1.126,02 triliun, atau setara 81,97 persen dari total portofolio kredit. Capaian ini memperkuat posisi BRI sebagai bank dengan porsi pembiayaan UMKM terbesar di Indonesia.

Strategi manajemen risiko BRI membuahkan hasil positif, tercermin dari perbaikan rasio Non-Performing Loan (NPL) yang turun dari 3,11 persen pada akhir Triwulan I 2024 menjadi 2,97 persen di periode yang sama tahun ini. Rasio Loan at Risk (LAR) juga membaik dari 12,68 persen menjadi 11,12 persen.

Penguatan Sistem Monitoring dan SDM

Untuk mengantisipasi risiko kredit secara dini, BRI memperkuat fungsi monitoring dan sistem early warning, yang memungkinkan deteksi kondisi nasabah sebelum terjadi pemburukan kredit.

Selain itu, kesiapan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur pendukung di lini bisnis utama juga menjadi perhatian utama. Penilaian kompetensi dan kapasitas tim dilakukan secara menyeluruh guna memastikan efektivitas pelaksanaan strategi di lapangan.

Di sisi lain, BRI juga melakukan penyempurnaan fraud detecting system dan meninjau ulang sistem pendukung lainnya seperti credit scoring dan credit rating. Inovasi ini memungkinkan BRI membaca risiko secara lebih granular, berdasarkan sektor ekonomi maupun wilayah geografis.

“Credit rating kita akan lebih mendalam, lebih membedakan risiko tiap sektor dan region. Ini penting agar kami bisa merespons kondisi dengan lebih presisi,” jelas Mucharom.

Kinerja Solid di Tengah Tantangan Global

Walau ekonomi global masih tertekan akibat konflik geopolitik dan terganggunya rantai pasok, BRI tetap menunjukkan kinerja yang solid. Pada Triwulan I 2025, laba bersih BRI mencapai Rp 13,80 triliun, dengan total aset meningkat menjadi Rp 2.098,23 triliun, tumbuh 5,49 persen secara year-on-year.

Sebagai informasi tambahan, Mucharom resmi menjabat sebagai Direktur Manajemen Risiko BRI berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 24 Maret 2025, dan mulai menjalankan tugas setelah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |