Bilao (pilar.id) – Menjelang final Liga Europa melawan Manchester United, manajer Tottenham Hotspur Ange Postecoglou tampil penuh semangat saat konferensi pers di Bilbao, Selasa (20/5) waktu setempat.
Laga penentuan yang akan digelar pada Kamis (22/5/2025) dini hari waktu Indonesia ini, kata dia, bukan hanya peluang meraih trofi pertama Spurs sejak 2008, tapi juga menjadi harapan terakhir mereka untuk lolos ke kompetisi Eropa musim depan.
“Ini adalah pertandingan besar. Kami punya kesempatan untuk menunaikan tugas utama: membawa trofi ke klub ini,” ujar Postecoglou penuh keyakinan.
Fokus Penuh pada Trofi, Bukan Spekulasi Masa Depan
Musim Liga Inggris yang buruk membuat masa depan Postecoglou di kursi pelatih Spurs dispekulasikan media. Namun pelatih asal Australia berusia 59 tahun itu dengan tegas menyatakan bahwa fokusnya hanya tertuju pada pertandingan.
“Apapun yang terjadi setelah besok tidak relevan ketika kita punya peluang besar seperti ini,” tegasnya.
Tottenham dan Manchester United sama-sama berada di papan bawah klasemen Premier League, masing-masing di posisi 17 dan 16.
Dengan tidak adanya peluang masuk 10 besar, final Liga Europa ini menjadi satu-satunya jalur realistis untuk tampil di kompetisi Eropa musim depan.
Postecoglou Balas Kritikan Tajam Media
Salah satu laporan media bahkan menyebut Postecoglou akan dikenang sebagai badut jika gagal meraih trofi. Tuduhan tersebut langsung dibantah keras oleh sang pelatih.
“Terlepas dari apa yang terjadi besok, saya bukan badut dan tidak akan pernah menjadi badut, kawan. Saya kecewa karena ada yang menyebut seperti itu kepada seseorang yang telah bekerja 26 tahun tanpa bantuan siapa pun untuk sampai ke titik ini,” ujarnya dengan nada tegas.
Postecoglou juga menyebut bahwa apapun hasil laga nanti, ia tetap akan menjaga tanggung jawab penuh kepada klub dan para pendukungnya.
Son Heung-Min Siap Tampil, Richarlison Dapat Pujian
Dalam kabar positif menjelang laga, kapten Tottenham Son Heung-Min dipastikan pulih dari cedera dan siap turun bermain.
“Dia sosok yang sangat penting di tim ini, di dalam dan luar lapangan. Akan luar biasa jika bisa mempersembahkan trofi untuknya,” ucap Postecoglou.
Selain itu, ia juga memberikan pujian khusus untuk Richarlison yang menunjukkan mental dan fisik luar biasa sepanjang perjalanan klub di Liga Europa. Striker asal Brasil itu dianggap memiliki kontribusi besar bagi tim musim ini.
Penebusan dan Harapan Terakhir
Bagi kedua tim, laga ini bukan hanya tentang trofi, tetapi juga penebusan musim yang mengecewakan. Dengan peluang lolos ke Eropa yang kini hanya bergantung pada hasil final, tekanan berada di puncaknya—namun begitu pula kesempatan untuk menorehkan sejarah.
Spurs terakhir kali menjuarai kompetisi Eropa pada 1984, dan final kali ini menjadi peluang emas untuk mengakhiri penantian panjang tersebut. (usm/hdl)