Wamenpar: Hari Lingkungan Hidup 2025 Momentum Wujudkan Pariwisata Bersih dan Berkelanjutan

18 hours ago 12

Badung (pilar.id) – Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenpar) Ni Luh Puspa menegaskan bahwa peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 harus menjadi momentum untuk memperkuat sinergi dalam mewujudkan pariwisata Indonesia yang berkualitas, bersih, dan berkelanjutan.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara peringatan Hari Lingkungan Hidup yang digelar di Baruna Center, Pantai Kuta, Bali, Kamis (5/6). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan mengusung tema global “Ending Plastic Pollution – Hentikan Polusi Plastik”.

“Peringatan ini bukan sekadar seremoni, tapi bentuk nyata komitmen pemerintah dalam menangani persoalan sampah, termasuk di destinasi wisata,” ujar Ni Luh Puspa.

Menurutnya, pesona pariwisata Indonesia—yang mencakup keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan masyarakat—sangat bergantung pada kelestarian lingkungan. Tanpa lingkungan yang sehat, daya tarik wisata bisa luntur.

“Ini adalah bagian dari komitmen kita untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui pariwisata yang bertanggung jawab,” tambahnya.

Acara tersebut diisi dengan apel bersama dan aksi bersih pantai, yang diikuti lebih dari 10.000 peserta. Gerakan serupa juga dilakukan serentak di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Wisata Bersih Jadi Prioritas

Wamenpar juga menyoroti program unggulan Kemenparekraf, yaitu Gerakan Wisata Bersih, yang bertujuan menciptakan destinasi yang tidak hanya indah, tetapi juga bersih, aman, dan nyaman bagi wisatawan dan masyarakat.

Program ini mencakup pengelolaan sampah yang lebih baik, edukasi bagi pelaku pariwisata dan wisatawan, penggunaan energi terbarukan, serta penerapan praktik ramah lingkungan di destinasi wisata.

“Kami siap berkolaborasi dengan KLHK, Pemprov Bali, dan daerah lainnya untuk mendorong pariwisata yang lebih berkelanjutan,” tegas Ni Luh Puspa.

Kolaborasi lintas kementerian telah dilakukan sebelumnya, seperti pada Januari 2025 dalam aksi bersih di Pantai Kuta dan Pantai Kedonganan sebagai respons atas sampah kiriman yang rutin terjadi.

Wamenpar juga menyampaikan apresiasinya kepada Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq atas kontribusi nyata dalam mendukung sektor pariwisata melalui kebijakan pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan.

Menteri LHK: Polusi Plastik Ancaman Nyata

Dalam kesempatan yang sama, Menteri LHK Hanif Faisol Nurofiq menekankan bahwa peringatan Hari Lingkungan Hidup bukan sekadar agenda tahunan, melainkan seruan moral dan aksi kolektif untuk menghadapi ancaman polusi plastik, perubahan iklim, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

“Polusi plastik adalah simbol sekaligus akibat dari pola hidup yang tidak berkelanjutan,” ungkap Hanif Faisol.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional 2023, Indonesia menghasilkan 56,6 juta ton sampah, dengan 10,8 juta ton di antaranya adalah sampah plastik. Ironisnya, hanya 39,01% yang berhasil dikelola secara layak.

Hanif juga menyoroti peran penting Bali sebagai wajah Indonesia di mata dunia. Menurutnya, Bali harus menjadi pionir dalam upaya pembatasan penggunaan plastik sekali pakai.

“Pariwisata berkelanjutan bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Ini soal kesadaran kita semua untuk menjaga tanah leluhur yang kita cintai,” tuturnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Manajemen Krisis Fadjar Hutomo, Asisten Deputi Pengembangan Amenitas dan Aksesibilitas Pariwisata Wilayah II Dwi Marhen Yono, serta Direktur Poltekpar Bali Ida Bagus Putu Puja.

Acara ini menjadi bukti nyata bahwa pariwisata Indonesia dapat tumbuh seiring dengan pelestarian lingkungan, bukan sebaliknya. (hen/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |