Medan (pilar.id) – War of the Worlds (2025), adaptasi terbaru dari novel legendaris karya H. G. Wells, justru berakhir sebagai salah satu film paling mengecewakan tahun ini.
Disutradarai Rich Lee dan dibintangi Ice Cube serta Eva Longoria, film bergenre science fiction screenlife ini diluncurkan di Amazon Prime Video pada 30 Juli 2025.
Alih-alih menghadirkan ketegangan invasi alien yang memukau, film ini justru menuai kritik keras dari penonton dan kritikus karena sinematografi yang buruk, naskah lemah, hingga promosi produk berlebihan.
Kisah Invasi Alien dalam Format Screenlife
Film ini mengisahkan Will Radford (Ice Cube), seorang petugas Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) yang bekerja dalam program pengawasan global.
Saat meteor-meteor misterius menghantam bumi dan menimbulkan kekacauan, Radford menyadari bahwa manusia tengah menghadapi invasi alien yang memanfaatkan data digital untuk bertahan hidup.
Bersama rekannya di NASA, Sandra Salas (Eva Longoria), Radford berusaha menyelamatkan keluarganya dan menghentikan sistem pengawasan “Goliath” yang justru menjadi magnet bagi para makhluk luar angkasa tersebut.
Film ini mengadopsi gaya “screenlife”, di mana seluruh cerita disajikan melalui tampilan layar perangkat digital—mulai dari komputer, ponsel, hingga kamera keamanan. Gaya sinematik ini sebelumnya sukses digunakan dalam film seperti Searching (2018) dan Unfriended (2014).
Namun, penerapan teknik ini di War of the Worlds justru dianggap membingungkan dan tidak efektif dalam membangun ketegangan.
Produksi Cepat, Pasca-produksi Panjang
Proyek ini mulai dikembangkan sejak tahun 2020 oleh produser Timur Bekmambetov, yang dikenal sebagai pelopor genre screenlife.
Proses pengambilan gambar hanya memakan waktu 15 hari, sedangkan pasca-produksi berlangsung selama dua tahun penuh.
Awalnya film ini direncanakan untuk tayang di bioskop oleh Universal Pictures, namun akhirnya dibeli oleh Amazon Studios dan dirilis eksklusif di Prime Video.
Keputusan ini sempat menuai kontroversi karena pihak Amazon menambahkan karakter pengantar paket Prime, yang dinilai tidak relevan dan terlalu mempromosikan platform mereka.
Dibanjiri Kritik Negatif
Setelah dirilis, War of the Worlds langsung mendapat sambutan negatif dari berbagai media internasional.
Di situs agregator Rotten Tomatoes, film ini hanya meraih 4 persen ulasan positif dari 48 kritikus, sementara Metacritic memberi skor 6/100, yang berarti “penolakan besar-besaran”.
Kritikus Brian Tallerico dari RogerEbert.com memberi nilai nol dari empat bintang, menyebut promosi produk Amazon dalam film ini sebagai hal yang “benar-benar menjijikkan secara moral”.
Sementara itu, Peter Debruge dari Variety menilai film ini “gagal total sebagai adaptasi The War of the Worlds” dan menyebut akting Ice Cube “tidak meyakinkan”.
NBC bahkan menyebutnya sebagai “salah satu film terburuk tahun 2025”, sementara Entertainment Weekly memberi komentar unik bahwa film ini “begitu buruk hingga menjadi lucu”.
Hingga Oktober 2025, film ini masuk daftar “100 Film Terburuk Sepanjang Masa” versi Rotten Tomatoes, menempati peringkat ke-76.
Kritik untuk Ice Cube dan Unsur Komersial
Sebagai bintang utama, Ice Cube dianggap gagal membawa karisma dan kedalaman emosi pada karakternya.
Sejumlah pengulas juga menilai film ini terlalu fokus pada teknologi dan promosi produk ketimbang pada kekuatan narasi.
Adegan klimaks yang menampilkan drone Amazon Prime Air mengantarkan flash drive untuk menyelamatkan dunia menjadi simbol betapa film ini lebih seperti iklan panjang daripada film fiksi ilmiah serius.
Upaya Modernisasi yang Gagal
Produser Timur Bekmambetov menyebut film ini sebagai “versi modern Orson Welles”, merujuk pada siaran radio legendaris tahun 1938 yang membuat publik Amerika panik karena mengira invasi alien benar-benar terjadi.
Namun, para kritikus berpendapat bahwa War of the Worlds (2025) gagal menangkap esensi kepanikan dan realisme yang membuat versi klasiknya begitu ikonik.
Dengan bujet di bawah 10 juta dolar AS, film ini sejatinya berpotensi menjadi thriller menegangkan dengan konsep inovatif. Sayangnya, hasil akhir menunjukkan minimnya fokus, arahan lemah, dan dominasi iklan yang mengganggu.
Gagal Jadi Perang Dunia Baru
War of the Worlds (2025) menjadi contoh nyata bagaimana konsep kreatif dan teknologi modern tidak menjamin kualitas film.
Meski memiliki nama besar seperti Ice Cube dan Eva Longoria, film ini justru terjebak dalam format visual yang membosankan dan penulisan naskah yang lemah.
Alih-alih menjadi tontonan penuh ketegangan, film ini lebih dikenal sebagai eksperimen sinematik gagal yang terlalu komersial.
Dengan reaksi keras dari publik dan kritikus, War of the Worlds versi 2025 tampaknya akan dikenang bukan sebagai revolusi sinema digital, melainkan sebagai salah satu kegagalan besar Hollywood di era streaming. (ret/hdl)

21 hours ago
6
















































