Yogyakarta (pilar.id) – ARTOTEL Yogyakarta kembali menghadirkan ruang apresiasi seni melalui pameran bertajuk Try Again. Fail Again. Fail Better. yang berlangsung di ARTSPACE, lobby ARTOTEL Yogyakarta, mulai 19 September hingga 16 November 2025.
Mengangkat judul dari kutipan ikonik penulis Samuel Beckett, “Ever tried. Ever failed. No matter. Try again. Fail again. Fail better.”, pameran ini mengajak publik untuk melihat kegagalan bukan sebagai akhir, melainkan bagian penting dalam perjalanan menuju pertumbuhan dan perubahan.
Refleksi Kegagalan dan Realitas Sosial
Dalam pameran ini, para seniman menyajikan karya visual yang menyinggung realitas sosial yang kerap menghadirkan alienasi: manusia yang terputus dari makna kerja, hubungan antarsesama, bahkan dari dirinya sendiri. Melalui medium visual yang beragam, karya-karya tersebut menggambarkan absurditas, disorientasi, dan ketidaksinkronan sebagai ruang refleksi kolektif.
“Pameran ini adalah ajakan untuk menatap kegagalan tanpa rasa malu, tanpa penyangkalan. Dari sanalah kita bisa menemukan arah baru, harapan baru,” ungkap Pondra, salah satu kurator.

Kritik Sosial hingga Solidaritas Kolektif
Lebih jauh, pameran ini juga menyinggung berbagai isu kontemporer yang relevan secara global, mulai dari krisis iklim, krisis ekonomi, hingga ketidaksetaraan struktural dan merosotnya demokrasi. Konteks Indonesia turut hadir melalui refleksi atas wajah otoritarianisme dan eksploitasi kelas pekerja.
Namun, di balik kritik yang tajam, pameran ini menyimpan pesan optimisme. “Try Again. Fail Again. Fail Better.” menjadi seruan solidaritas, mengingatkan bahwa kegagalan kolektif dapat melahirkan kekuatan kolektif sebagai langkah nyata menuju keadilan.
ARTSPACE Jadi Ruang Dialog
General Manager ARTOTEL Yogyakarta, Andre Harso Binawan, menegaskan peran seni sebagai cermin masyarakat.
“Kami percaya bahwa seni memiliki peran vital sebagai cermin masyarakat. Lewat pameran ini, kami ingin menjadikan ARTSPACE bukan hanya galeri, tapi ruang kontemplasi dan percakapan tentang isu-isu yang sangat relevan hari ini,” ujarnya.
Delapan Karya Lintas Medium
Pameran ini menampilkan delapan karya visual dari sejumlah seniman lintas medium, masing-masing dengan pendekatan unik dalam membaca tema kegagalan dan alienasi. Pameran terbuka untuk umum setiap hari, memberi kesempatan bagi masyarakat luas untuk menikmati sekaligus merenungkan makna yang dihadirkan melalui seni. (ret/hdl)