Bank Sampah Medokan Ayu Surabaya Terapkan Sistem Digital Berbasis AI

1 week ago 36

Surabaya (pilar.id) – Komunitas Bank Sampah Medokan Ayu, Surabaya, kini melangkah lebih maju dalam upaya menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

Melalui dukungan tim dosen Fakultas Teknik dan Desain Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas Surabaya, komunitas ini resmi mengimplementasikan sistem digital berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk memperkuat manajemen pengelolaan sampah di wilayahnya.

Inovasi tersebut merupakan hasil program hibah pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Sejak berdiri pada 2016, Bank Sampah Cinta Medokan Ayu telah dikenal memiliki sistem pengelolaan yang rapi. Namun, proses pencatatan transaksi dan pelaporan masih dilakukan secara manual.

Melihat potensi besar komunitas ini, tim pengabdian UHW Perbanas menghadirkan solusi digital melalui aplikasi BSCMU.com yang dirancang untuk memudahkan pencatatan, pemantauan, serta analisis data pengelolaan sampah secara otomatis.

Ketua tim pengembang, Hariadi Yutanto, S.Kom., M.Kom., menjelaskan bahwa sistem ini tidak hanya mempercepat proses administrasi, tetapi juga menghadirkan transparansi dalam manajemen bank sampah.

“Selama ini pengelolaan sampah di Medokan Ayu sudah bagus, hanya saja masih manual. Melalui BSCMU.com, kami menghadirkan sistem digital yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memudahkan proses pencatatan, pelaporan, hingga perankingan kelompok pengumpul sampah terbanyak,” jelas Hariadi.

Aplikasi BSCMU.com mengusung konsep gamifikasi, menampilkan peringkat antar kelompok nasabah berdasarkan volume sampah yang dikumpulkan dan nilai ekonominya. Tak hanya itu, fitur AI Assistant memungkinkan pengelola berinteraksi langsung dengan sistem, menanyakan data, hingga memperoleh laporan otomatis tanpa perlu menghitung manual.

Inovasi lain yang dihadirkan adalah mini e-money system, yang mengonversi hasil pengumpulan sampah menjadi saldo digital. Fitur ini memungkinkan warga memperoleh manfaat ekonomi langsung dari aktivitas daur ulang yang mereka lakukan.

“Kami ingin menunjukkan bahwa sampah bisa punya nilai ekonomi, dan dengan digitalisasi, nilainya bisa dikelola lebih transparan serta efisien,” tambah Hariadi.

Pembina Komunitas Pahlawan Lingkungan Medokan Ayu, Nanang Andi, menyambut positif penerapan teknologi ini. Ia berharap sistem berbasis AI tersebut dapat diterapkan di seluruh RW agar warga semakin melek terhadap teknologi hijau dalam pengelolaan sampah.

“Kami akan siapkan perwakilan di setiap RW agar bisa belajar langsung menggunakan aplikasi ini. Harapannya, digitalisasi ini membuat kerja bank sampah lebih cepat, akurat, dan menarik minat warga untuk ikut berpartisipasi,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua LPMK Medokan Ayu, Rudy Judianto, menilai langkah digitalisasi ini sebagai bentuk kemajuan nyata masyarakat dalam mengelola lingkungan sekaligus wujud adaptasi terhadap transformasi digital.

“Kalau di Jakarta ibu-ibu sudah bisa menciptakan produk dari bank sampah, di Medokan Ayu kita juga harus bisa. Dengan sistem digital dan AI, pengelolaan sampah bukan lagi sekadar kegiatan sosial, tapi juga bagian dari transformasi lingkungan berbasis teknologi,” tegasnya.

Melalui penerapan sistem digital berbasis AI ini, Bank Sampah Medokan Ayu tidak hanya menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah berkelanjutan di Surabaya, tetapi juga membuktikan bahwa komunitas lokal mampu beradaptasi dengan era digital. Inisiatif ini diharapkan memperkuat peran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekaligus mendorong ekonomi sirkular di tingkat akar rumput.

Bank Sampah Medokan Ayu Surabaya terapkan sistem digital berbasis AI untuk tingkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan lingkungan. (ren)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |