Batik Surabaya Tampil di In2MotionFest 2025, Dekranasda Gandeng Desainer Gita Orlin

2 days ago 16

Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Kota Surabaya melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) kembali mengangkat pesona Batik Surabaya ke panggung internasional. Kali ini, Dekranasda berkolaborasi dengan desainer ternama Gita Orlin untuk memamerkan koleksi spesial bertema Culture Highclere dalam ajang Indonesia International Modest Fashion Festival (In2MotionFest) 2025. Acara bergengsi ini akan digelar pada 8–12 Oktober 2025 di JIEXPO Convention Center & Theater, Jakarta.

Dalam penampilannya, Dekranasda Surabaya bersama Gita Orlin akan menampilkan 10 busana yang didominasi motif khas seperti Bunga Bungur, Mangrove, dan Abhiboyo. Koleksi ini dirancang untuk membuktikan bahwa Batik Surabaya mampu mengikuti tren mode lintas zaman sekaligus menginspirasi perempuan muslim Indonesia agar lebih percaya diri mengenakan wastra nusantara.

Ketua Dekranasda Kota Surabaya, Rini Indriyani, menegaskan bahwa pihaknya terus konsisten mempromosikan batik khas Surabaya, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Harapan kami, melalui kolaborasi dengan Mbak Gita Orlin, Batik Surabaya semakin dikenal luas hingga ke mancanegara,” ujar Rini Indriyani, Rabu (1/10/2025).

Rini bahkan tampil sebagai model dalam busana batik yang dipadukan dengan bludru dan aksen payet. Menurutnya, batik bisa digunakan oleh semua kalangan dengan berbagai bentuk tubuh. “Di tangan Mbak Gita, batik terlihat semakin mewah,” tambahnya.

Ia juga menuturkan bahwa kolaborasi sebelumnya dengan Gita Orlin berhasil besar, di mana busana batik yang ditampilkan langsung terjual habis dan mendapat banyak pesanan.

Filosofi di Balik Motif Batik Surabaya

Dalam koleksi kali ini, tiga motif utama dipilih karena mencerminkan karakter warga Kota Pahlawan.

  • Motif Bunga Bungur: melambangkan keterbukaan, egaliter, solidaritas, dan toleransi.
  • Motif Abhiboyo: menggambarkan kejujuran, tanggung jawab, serta keberanian masyarakat Surabaya.
  • Motif Mangrove: merepresentasikan ketangguhan dan kemampuan beradaptasi di tengah dinamika modern.
  • Selain itu, ada juga motif Kembang Setaman, hasil perpaduan Bungur dan Mangrove, yang menjadi simbol harmoni antara budaya dan alam.

Sentuhan Gatsby ala Gita Orlin

Desainer Gita Orlin menuturkan bahwa koleksinya kali ini terinspirasi gaya era 1920-an atau Gatsby style, dengan sentuhan film Downton Abbey. Ia menggabungkan batik Surabaya dengan material mewah seperti velvet, lace chantilly, sifon silk, organza silk, dan cotton silk.

“Busana yang kami hadirkan memiliki berbagai siluet, mulai dari mermaid, full klok, loose dress, blazer hingga palazzo, dipermanis dengan detail bordir tangan, payet, dan Swarovski,” jelas Gita.

Dengan dominasi warna marun dan burgundy, koleksi ini disebut cocok dikenakan dalam berbagai kesempatan, mulai dari acara kasual hingga formal. Bahkan, menurutnya, desain tersebut juga relevan untuk Generasi Z karena memiliki potongan yang stylish dan modern.

Gita berharap kolaborasi ini tidak hanya memperkuat citra Batik Surabaya, tetapi juga mendukung UMKM lokal. Batik yang digunakan dalam koleksi tersebut berasal dari perajin asli Surabaya, seperti Batik Saraswati.

“Ke depan, kami ingin membawa Batik Surabaya tampil dalam fashion show internasional di luar negeri,” tegas Gita.

Batik Surabaya yang Sudah Dipatenkan

Saat ini, Surabaya memiliki 12 motif batik yang telah dipatenkan, di antaranya Skena Surabaya, Pesona Mangrove Wonorejo, Banyu Semarak, Tjap Toendjoengan, Gereget Rel Pasar Turi, Suroboyoan, Abhiboyo, Gembili Wonokromo, Kembang Bungur, Remo Surabayan, Sparkling Taste of Surabaya, serta Kintir-Kintiran.

Dengan keikutsertaan di ajang internasional seperti In2MotionFest 2025, diharapkan Batik Surabaya semakin dikenal luas dan menjadi salah satu ikon wastra Indonesia yang mendunia. (rio)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |