Dies Natalis ke-71 Unair, Menteri PPN: Bicara Masa Depan Pendidikan Tinggi Berarti Bicara Masa Depan Bangsa

1 week ago 21

Surabaya (pilar.id) – Dalam peringatan Dies Natalis ke-71 Universitas Airlangga (UNAIR), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Prof Dr Ir Rachmat Pambudy MS mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk memperkuat dampak ilmu melalui riset, inovasi, dan pembentukan karakter.

Acara yang digelar di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C UNAIR pada Selasa (11/11/2025) ini dihadiri jajaran pimpinan universitas, akademisi, dan mahasiswa.

Dalam orasi ilmiahnya, Prof Rachmat mengajak sivitas akademika untuk merefleksikan kembali posisi pendidikan tinggi dalam arah pembangunan nasional. Ia menekankan bahwa perguruan tinggi bukan sekadar tempat lahirnya ilmu pengetahuan, tetapi juga ruang pembentukan nilai dan peradaban.

“Ketika kita berbicara tentang masa depan pendidikan tinggi, sesungguhnya kita sedang berbicara tentang masa depan bangsa,” ujarnya.

Pendidikan Tinggi dalam RPJMN 2025–2029

Prof Rachmat menjelaskan bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, pendidikan tinggi menjadi salah satu prioritas utama. Fokus kebijakan diarahkan pada peningkatan akses pendidikan, relevansi kurikulum, mutu pembelajaran, serta penguatan riset dan inovasi.

Namun demikian, ia menyoroti masih adanya tantangan besar dalam mengoptimalkan potensi sumber daya akademik Indonesia.

“Kita memiliki lebih dari 320 ribu dosen, 8 ribu peneliti, dan 9 juta mahasiswa. Tantangannya adalah bagaimana mengorkestrasi potensi besar ini agar riset dan inovasi benar-benar menjawab kebutuhan pembangunan,” jelasnya.

Kontribusi Nyata UNAIR

Dalam kesempatan itu, Prof Rachmat juga mengapresiasi berbagai inovasi yang dikembangkan UNAIR di bidang kesehatan dan ekonomi. Kolaborasi antara UNAIR, RSUD Dr Soetomo, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur disebut berhasil menghasilkan riset yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat.

Beberapa terobosan yang diapresiasi antara lain pengembangan deteksi dini stunting, riset vaksin, hingga inovasi klinis yang memperkuat sektor kesehatan nasional. Selain itu, UNAIR juga aktif mengembangkan ekonomi biru, teknologi akuakultur berbasis Internet of Things (IoT), serta ekosistem startup riset yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

“UNAIR menunjukkan bagaimana riset dapat diterjemahkan menjadi kebermanfaatan nyata. Ini bukan hanya prestasi akademik, tetapi juga kontribusi langsung bagi pembangunan,” ungkap Prof Rachmat.

Harapan untuk Indonesia Emas 2045

Menutup orasinya, Prof Rachmat menyampaikan keyakinannya bahwa UNAIR memiliki kapasitas yang kuat untuk memperluas peran sebagai mercusuar ilmu dan kemanusiaan. Dengan riset unggulan, reputasi global, dan budaya akademik yang solid, ia berharap UNAIR terus berperan aktif dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“UNAIR memiliki potensi besar untuk menjadi contoh bagaimana perguruan tinggi mampu menjembatani ilmu pengetahuan dengan kemaslahatan bangsa,” pungkasnya. (rio)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |