Kesepakatan TikTok: Trump Umumkan Persetujuan Xi Jinping untuk Pengelolaan oleh Investor AS

2 weeks ago 39

Jakarta (pilar.id) – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan bahwa Presiden China, Xi Jinping, telah menyetujui kesepakatan yang memungkinkan pengelolaan platform video pendek TikTok oleh konsorsium investor asal Amerika Serikat. Pengumuman ini disampaikan melalui akun media sosial Trump, Truth Social, pada Sabtu (20/9) waktu setempat.

Dalam unggahannya, Trump menyebutkan bahwa pembicaraan telepon antara dirinya dan Xi berlangsung dengan sangat baik. “Kami akan berbicara lagi, dan saya mengapresiasi persetujuan TikTok,” tulis Trump, menambahkan bahwa kesepakatan ini merupakan salah satu hasil dari pembicaraan antara kedua pemimpin negara tersebut.

ByteDance Berkomitmen untuk Tetap Hadir di AS

Perusahaan induk TikTok, ByteDance, juga memberikan pernyataan resmi yang mengonfirmasi kesepakatan tersebut dan menegaskan komitmennya untuk menjaga agar aplikasi ini tetap tersedia bagi pengguna di Amerika Serikat.

Melalui situs resminya, ByteDance mengucapkan terima kasih kepada Presiden Xi Jinping dan Trump atas upaya mereka dalam memastikan keberlanjutan TikTok di AS.

“ByteDance akan bekerja sesuai dengan hukum yang berlaku untuk memastikan TikTok tetap tersedia bagi pengguna AS melalui TikTok U.S,” ujar perusahaan tersebut dalam pernyataan resminya.

Namun, ByteDance belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai isi kesepakatan tersebut. Kesepakatan ini muncul setelah berbagai upaya antara pemerintah AS dan China untuk menyelamatkan bisnis TikTok di AS yang sempat terancam pada Januari lalu, ketika aplikasi ini diblokir atas dasar alasan keamanan nasional.

Ancaman Larangan dan Penolakan Konsumen

Pada Januari 2020, pemerintah AS sempat mengancam akan melarang TikTok karena dianggap dapat menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional, mengingat hubungan aplikasi ini dengan perusahaan asal China, ByteDance.

 Solen Feyissa, unsplash)TikTok dalam genggaman pengguna (foto: Solen Feyissa, unsplash)

Meski demikian, larangan tersebut beberapa kali ditangguhkan oleh pemerintah AS setelah adanya penolakan dari konsumen dan kreator konten, yang merasa keberatan jika TikTok diblokir.

Pekan ini, Trump sempat memberikan petunjuk di Truth Social bahwa kesepakatan terkait TikTok telah tercapai dan pengumuman terkait pembeli yang akan mengambil alih pengelolaan TikTok segera diumumkan.

Kesepakatan dengan Investor Amerika

Menurut laporan The Wall Street Journal, kesepakatan tersebut melibatkan beberapa investor besar asal Amerika Serikat, seperti Oracle, Silver Lake, dan Andreessen Horowitz, yang akan memegang 80 persen saham di entitas baru TikTok U.S.

Sisa saham akan tetap dimiliki oleh pemegang saham asal China. Dewan direksi perusahaan baru tersebut juga akan didominasi oleh orang Amerika, dengan satu kursi yang dialokasikan untuk perwakilan pemerintah Amerika Serikat.

ByteDance dan Ekspansi Global

ByteDance, yang didirikan pada tahun 2012 oleh Yiming Zhang dan Rubo Liang, telah berkembang pesat sejak meluncurkan Toutiao pada 2012. Perusahaan ini kemudian meraih kesuksesan global dengan meluncurkan Douyin pada 2016, dan kemudian memperkenalkan TikTok ke pasar internasional. TikTok dengan cepat mendapatkan popularitas, terutama di Asia Tenggara, dan menjadi platform video pendek terbesar di dunia.

Pada 2017, ByteDance mengakuisisi Musical.ly dan menggabungkannya dengan TikTok. Kini, TikTok telah menjadi platform yang sangat berpengaruh dan menjadi destinasi utama untuk video pendek di seluruh dunia.

ByteDance kini memiliki lebih dari 150.000 karyawan yang tersebar di hampir 120 kota di seluruh dunia, termasuk di kota-kota besar seperti New York, Los Angeles, London, Paris, Jakarta, Dubai, dan Shanghai.

Tantangan Keamanan dan Masa Depan TikTok di AS

Sementara kesepakatan ini tampaknya memberikan angin segar bagi TikTok, tantangan terkait masalah keamanan dan regulasi di Amerika Serikat masih akan terus berlanjut. Pemerintah AS terus mengawasi potensi risiko yang mungkin timbul dari hubungan perusahaan dengan pihak-pihak di China, meskipun TikTok berusaha untuk memperjelas komitmennya terhadap hukum dan regulasi setempat.

Apakah langkah ini cukup untuk meredakan ketegangan antara Amerika Serikat dan China, atau apakah ada kebijakan lain yang akan memengaruhi masa depan TikTok di pasar AS, masih menjadi pertanyaan besar yang akan terungkap seiring berjalannya waktu. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |