Surabaya (pilar.id) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendampingi Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dalam pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Taman Mundu, Surabaya, Selasa (23/9/2025). Kegiatan ini digelar untuk menjaga stabilitas harga serta memastikan keterjangkauan bahan pokok bagi masyarakat.
Khofifah menyampaikan, hingga 23 September 2025 sebanyak 828 titik GPM telah digelar serentak di seluruh Jawa Timur, melibatkan berbagai sektor. Rinciannya, 222 titik di kantor kecamatan, 212 titik di Koramil, 378 titik di kantor Polsek, serta 16 titik lainnya dengan pasokan minimal 3 ton di tiap lokasi.
“Ini wujud nyata upaya kita menyediakan bahan pokok terjangkau bagi masyarakat. Kuncinya adalah sinergi antara pemerintah pusat, daerah, TNI, Polri, dan Bulog,” ujar Khofifah.
Pada kegiatan di Surabaya, Bulog Jatim menyalurkan beras SPHP kemasan 5 kilogram seharga Rp55.000 dengan total 10 ton. Selain itu tersedia Minyak Kita kemasan 1 liter seharga Rp15.000, gula pasir GMM seharga Rp17.500 per kilogram, serta komoditas lain dengan harga di bawah pasar.
Khofifah menegaskan GPM bukan sekadar seremonial, melainkan langkah konkret pemerintah dalam memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan distribusi pangan secara merata. Jawa Timur sendiri mencatat produksi gabah Januari–September 2025 sebesar 8,82 juta ton gabah kering giling (setara 5,1 juta ton beras), dengan kebutuhan 3,43 juta ton. Artinya, provinsi ini surplus lebih dari 1,67 juta ton beras.
Meski surplus, distribusi masih menjadi tantangan. Berdasarkan Dashboard SPHP Bulog per 22 September 2025, realisasi penyaluran beras SPHP di Jatim baru mencapai 47,56 juta kilogram atau 25,07 persen dari target 189,74 juta kilogram. Karena itu, Khofifah mengimbau percepatan distribusi melalui pedagang pengecer, koperasi, outlet pangan binaan, swalayan non-grosir, hingga aplikasi Klik SPHP.
Ia juga menekankan bahwa stabilitas harga pangan akan memperkuat peran Jawa Timur sebagai Lumbung Pangan Nusantara sekaligus penopang ekonomi nasional. Tercatat, pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 mencapai 3,09 persen, tertinggi di Pulau Jawa, dengan realisasi investasi tumbuh 7,2 persen dan kinerja ekspor Juli naik 20,96 persen setara 0,51 miliar USD.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur juga mencatat inflasi Agustus 2025 hanya 2,17 persen (year-on-year) dengan deflasi bulanan 0,10 persen. Hal ini menunjukkan harga bahan pokok relatif terkendali.
Sementara itu, Mentan Andi Amran Sulaiman memberikan apresiasi tinggi kepada Jawa Timur sebagai provinsi dengan produksi dan penyerapan beras tertinggi secara nasional. “Bapak Presiden menaruh perhatian khusus pada Jawa Timur. Hampir seluruh permintaan Gubernur telah kami realisasikan, termasuk perbaikan distribusi beras SPHP,” tegasnya.
Mentan juga menekankan bahwa Bulog harus memastikan tidak ada keluhan terkait distribusi. “Kita semua adalah pelayan rakyat. Saya minta Dirut Bulog melaporkan alokasi beras harian,” ujarnya.
Acara ini turut dihadiri jajaran pejabat Kementerian Pertanian, Forkopimda Jawa Timur, Kepala Satgas Pangan Mabes Polri, Wali Kota Surabaya, Dirut Perum Bulog, serta para kepala OPD dan pemerintah daerah se-Jatim yang mengikuti secara daring. (rio)