Jakarta (pilar.id) – Apakah Roblox akan diblokir di indonesia? Pertanyaan ini tiba-tiba muncul di banyak pembicaraan para gamer, tak terkecuali di Indonesia. Roblox yang tumbuh subur ini dikabarkan memberi dampak negatif, khususnya pada anak. Beneran?
Apapun, menanggapi hal ini, platform game daring Roblox merilis Sentinel, sistem kecerdasan buatan (AI) pendeteksi dini potensi ancaman terhadap anak, sebagai langkah memperkuat keamanan online.
Langkah ini juga datang di tengah meningkatnya kekhawatiran sejumlah negara — termasuk Indonesia — yang mempertimbangkan pembatasan atau pelarangan Roblox karena isu perlindungan anak.
Tekanan Global dan Wacana Pelarangan
Dalam dua tahun terakhir, beberapa negara telah mengambil langkah tegas terhadap Roblox. Turki memblokir platform ini pada Agustus 2024 karena kekhawatiran eksploitasi anak.
Oman juga melarang akses dengan alasan serupa, sementara Yordania, China, dan Guatemala memberlakukan pembatasan atau peringatan.
Di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Kementerian Pendidikan sedang mengkaji kemungkinan pemblokiran.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, bahkan melarang siswa SD bermain Roblox karena dinilai mengandung konten yang tidak mendidik. Menteri Sekretaris Negara juga menyatakan pemblokiran bisa dilakukan jika terbukti membahayakan anak.
AI untuk Deteksi Dini Grooming
Menanggapi tantangan keamanan ini, Roblox memperkenalkan Sentinel, sistem AI berbasis contrastive learning yang mampu mengidentifikasi pola komunikasi halus yang mengarah pada grooming atau eksploitasi anak — bahkan sebelum terjadinya pelanggaran eksplisit.
Sejak akhir 2024, Sentinel telah membantu mengirim sekitar 1.200 laporan dugaan eksploitasi anak ke National Center for Missing and Exploited Children hanya dalam paruh pertama 2025.
Sistem ini melengkapi kebijakan ketat Roblox, seperti pelarangan berbagi gambar atau video di chat, serta penyaringan ketat percakapan untuk pengguna di bawah 13 tahun.
Kombinasi AI dan Analisis Manusia
Walau canggih, Sentinel tetap melibatkan pakar manusia — termasuk mantan agen CIA dan FBI — untuk memverifikasi kasus. Pendekatan human-in-the-loop ini memperkuat akurasi dan membantu AI beradaptasi terhadap metode baru pelaku kejahatan.
Dengan menjadikan Sentinel open source, Roblox berharap teknologi ini bisa dimanfaatkan lintas platform untuk memperkuat keamanan internet.
Roblox juga menjadi anggota pendiri Robust Open Online Safety Tools (ROOST) dan berpartisipasi dalam proyek Tech Coalition’s Lantern, yang mempromosikan kolaborasi global dalam keamanan daring.
Juliet Shen, Head of Product di ROOST, menyambut langkah ini. Katanya, “Banyak platform belum memiliki alat canggih untuk mencegah kejahatan online, khususnya yang menargetkan anak. Kontribusi Roblox akan sangat membantu memperluas akses teknologi keamanan.”
Rilis Sentinel dipandang sebagai strategi Roblox untuk menunjukkan keseriusan melindungi pengguna muda dan memenuhi tuntutan regulasi di berbagai negara. Di tengah wacana pelarangan, terutama di Indonesia, inovasi ini bisa menjadi argumen bahwa edukasi dan penguatan sistem keamanan lebih efektif daripada larangan total. (mad/hdl)