Serangan Israel di Gaza Tewaskan 11 Orang, Hamas Bertemu Mesir Bahas Gencatan Senjata

4 days ago 26

Gaza (pilar.id) – Serangan udara dan artileri Israel kembali menghantam wilayah timur Kota Gaza pada Selasa (13/8) dini hari, menewaskan sedikitnya 11 orang. Sumber medis dan saksi mata menyebut, serangan berlangsung semalaman di tengah meningkatnya eskalasi konflik dan kebuntuan upaya gencatan senjata.

Di saat bersamaan, pemimpin senior Hamas, Khalil Al-Hayya, tiba di Kairo untuk menghadiri pembicaraan dengan pejabat Mesir.

Pertemuan ini bertujuan membahas rencana gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat, setelah putaran perundingan tidak langsung di Qatar pada akhir Juli berakhir tanpa kesepakatan.

Kebuntuan Perundingan

Usulan AS mencakup gencatan senjata 60 hari dan pembebasan sandera. Namun, Israel dan Hamas saling menyalahkan atas kegagalan pembicaraan tersebut.

Hamas, melalui pejabatnya Taher Al-Nono, menegaskan fokus pertemuan di Mesir adalah menghentikan konflik, memperlancar penyaluran bantuan, dan mengakhiri penderitaan warga Gaza.

Kendati demikian, perbedaan pandangan tetap lebar. Israel menuntut Hamas untuk melucuti senjata dan menarik pasukan, sementara Hamas menyatakan bersedia menyerahkan pemerintahan Gaza kepada komite non-partisan, tetapi menolak menyerahkan senjata sebelum terbentuk negara Palestina merdeka.

Sikap Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan kepada stasiun i24 bahwa kemungkinan gencatan senjata parsial dengan pembebasan sandera kini “tidak lagi realistis”. Ia menegaskan tujuan Israel tetap menghentikan konflik, mengalahkan Hamas, dan membebaskan seluruh sandera dalam satu kesepakatan final “sesuai syarat Israel”.

Namun, rencana Netanyahu memperketat kendali militer di Gaza memicu kritik, baik internasional maupun dari dalam negeri. Kepala Staf Militer Israel memperingatkan kebijakan tersebut bisa membahayakan sandera yang masih hidup dan meningkatkan risiko bagi tentara Israel.

Krisis Kemanusiaan Memburuk

PBB melaporkan situasi kemanusiaan di Gaza telah mencapai titik kritis. Juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, mengatakan lima orang tewas dalam 24 jam terakhir akibat kelaparan, sehingga total korban meninggal akibat malnutrisi sejak Oktober 2023 mencapai 227 orang, termasuk 103 anak-anak.

Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa tingkat kelaparan dan malnutrisi kini berada di level tertinggi sejak awal konflik pada Oktober lalu. Bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza masih jauh di bawah kebutuhan minimum, dengan pergerakan distribusi sering terhambat oleh penundaan dan pembatasan.

Desakan Internasional

Menteri luar negeri dari 24 negara, termasuk Inggris, Kanada, Australia, Prancis, dan Jepang, pada Selasa menyerukan agar Israel membuka akses penuh bagi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Mereka menyebut krisis kemanusiaan di wilayah tersebut telah mencapai “tingkat yang tak terbayangkan”.

Israel membantah bertanggung jawab atas kelaparan di Gaza dan menuduh Hamas mencuri bantuan. Pemerintah Israel mengklaim telah meningkatkan pasokan bantuan dengan menghentikan pertempuran di beberapa wilayah pada jam-jam tertentu dan menetapkan jalur aman bagi konvoi bantuan. (mad/hdl)


Summary Points

  • Serangan Israel di timur Gaza City tewaskan sedikitnya 11 orang.
  • Pemimpin Hamas bertemu pejabat Mesir bahas gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan.
  • Perundingan sebelumnya di Qatar gagal mencapai kesepakatan.
  • Netanyahu menolak gencatan senjata parsial, fokus pada kesepakatan final sesuai syarat Israel.
  • PBB laporkan 227 korban tewas akibat malnutrisi sejak Oktober 2023, termasuk 103 anak.
  • 24 negara desak Israel izinkan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |