Jakarta (pilar.id) – Medieval adalah film drama sejarah epik yang dirilis pada 9 September 2022, disutradarai oleh Petr Jákl. Film ini mengisahkan perjalanan Jan Žižka (diperankan oleh Ben Foster), seorang pemimpin tentara bayaran yang menjadi salah satu tokoh militer terbesar dalam sejarah.
Cerita berlatar di Kekaisaran Romawi Suci yang kacau setelah kematian kaisarnya. Dua raja bersaudara, Wenceslas dari Ceko dan Sigismund dari Hongaria, bertarung memperebutkan takhta.
Jan Žižka ditugaskan menculik Lady Katherine (Sophie Lowe), tunangan Lord Rosenberg, untuk menggagalkan rencana Rosenberg yang mendukung kekuasaan Sigismund. Namun, Jan terlibat konflik emosional saat mulai jatuh cinta pada Katherine.
Ia memimpin pemberontakan melawan korupsi dan keserakahan di kalangan aristokrasi, dengan keyakinan bahwa masa depan tidak ditentukan oleh raja, melainkan oleh rakyat.
Film ini menampilkan aktor ternama seperti Michael Caine sebagai Lord Boreš, Til Schweiger sebagai Rosenberg, dan Matthew Goode sebagai Raja Sigismund.
Dengan durasi 126 menit, Medieval menyuguhkan aksi brutal, strategi perang, serta intrik politik yang intens, menghidupkan kembali salah satu periode sejarah Eropa yang penuh gejolak.
Film ini mendapatkan apresiasi atas usaha penggambaran realistis, namun juga menuai kritik karena kurangnya kedalaman cerita.
Sosok Jan Žižka yang Multitafsir
Jan Žižka (c. 1360–1424) adalah salah satu tokoh militer paling terkenal dalam sejarah Ceko dan Eropa abad pertengahan. Sejarah memandangnya sebagai pahlawan di tanah kelahirannya, namun dengan perspektif yang lebih beragam di luar Ceko.
Ia dikenal sebagai Pahlawan Nasional, karena jadi Pemimpin Revolusi Hussite. Žižka adalah pemimpin utama pasukan Hussite, sebuah gerakan agama reformis di Bohemia yang dipengaruhi oleh Jan Hus, seorang reformis yang dieksekusi oleh gereja Katolik Roma. Žižka memimpin tentara Hussite melawan Tentara Salib Katolik dalam serangkaian perang (1419–1434), yang dikenal sebagai Perang Hussite.
Keberhasilannya sebagai ahli strategi militer membuatnya menjadi simbol keberanian dan ketahanan, terutama bagi orang Ceko. Ia dikenal karena inovasi taktisnya, termasuk penggunaan “kereta perang” (wagon forts), sebuah strategi revolusioner pada masanya.
Namanya juga dikenal sebagai simbol perlawanan melawan penindasan. Karena dalam sejarah dan budaya Ceko, Žižka dipuja sebagai simbol perlawanan terhadap otoritas yang menindas, baik dari Kekaisaran Romawi Suci maupun Gereja Katolik. Ia sering diposisikan sebagai pahlawan rakyat yang memperjuangkan keadilan dan kebebasan beragama.
Di sisi lain, namanya dikenal sebagai penjahat atau tokoh kontroversial. Di luar Ceko, pandangan terhadap Žižka lebih kompleks. Pasukan Hussite yang dipimpinnya menggunakan taktik perang total, termasuk menghancurkan properti dan menyerang pihak yang dianggap musuh agama mereka. Ini membuat beberapa orang memandangnya sebagai tokoh militer yang kejam dan radikal.
Beberapa sejarawan memandang Žižka sebagai pelopor perang berbasis agama yang mengakibatkan kekerasan meluas di Bohemia. Ia sering digambarkan sebagai pemimpin militan yang tidak kompromi.
Bahkan sejarawan yang mengkritiknya mengakui bahwa Žižka adalah salah satu ahli strategi paling inovatif di Eropa abad pertengahan. Ia tidak pernah kalah dalam pertempuran selama hidupnya, sebuah prestasi yang jarang dicapai oleh pemimpin militer mana pun. Pendekatan taktis dan inovasinya di medan perang sering kali dijadikan bahan studi dalam sejarah militer.
Di Republik Ceko modern, Jan Žižka dianggap sebagai pahlawan nasional yang patut dihormati. Monumen besar, termasuk patung berkuda raksasa di Bukit Vítkov, Praha, dibangun untuk mengenangnya. Namun, warisannya juga menjadi bahan diskusi dalam konteks kekerasan agama dan konflik militer yang ia pimpin. (ret/hdl)