Trump Ancam Rusia dengan Tarif Baru, Dmitry Medvedev: Ancaman Menuju Perang

22 hours ago 12

Washington DC (pilar.id) – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan ancaman baru kepada Rusia terkait konflik yang masih berlangsung di Ukraina.

Dalam pernyataan resminya pada Selasa (30/7), Trump menegaskan bahwa pemerintahannya akan mulai memberlakukan tarif dan langkah-langkah sanksi lainnya terhadap Moskow dalam waktu 10 hari, apabila tidak ada kemajuan berarti menuju penyelesaian krisis tersebut.

Ultimatum ini merupakan percepatan dari tenggat waktu 50 hari yang sebelumnya diumumkan oleh Trump sebulan lalu.

Pada Senin (29/7), Trump telah menyatakan niatnya untuk mempercepat batas waktu menjadi 10 hingga 12 hari. Namun hingga pernyataan terbarunya disampaikan dari dalam pesawat kepresidenan Air Force One, belum ada respons yang diterima dari pihak Rusia.

Trump: Siap Tingkatkan Produksi Minyak Domestik

Terkait dampak sanksi terhadap pasar energi global, Trump menyatakan dirinya tidak khawatir. Ia bahkan berjanji akan meningkatkan produksi minyak dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan energi global.

“Saya tidak tahu apakah ini akan berdampak pada Rusia, karena (Presiden Rusia Vladimir) Putin tampaknya ingin terus melanjutkan perang. Tapi kami akan memberlakukan tarif dan berbagai langkah lainnya,” ujar Trump.

Langkah ini menandai peningkatan tekanan diplomatik dari Washington, seiring dengan kekecewaan Trump atas kegagalan Moskow untuk menyetujui gencatan senjata di Ukraina. Trump sebelumnya menjanjikan bahwa ia dapat menghentikan perang Rusia-Ukraina “dalam satu hari” saat berkampanye untuk kembali ke Gedung Putih.

Ancaman terbaru ini juga muncul di tengah upaya Trump yang tengah mengalami jalan buntu dalam upaya menciptakan kesepakatan damai di Gaza. Langkah terhadap Rusia dipandang sebagai sinyal bahwa Gedung Putih di bawah Trump semakin tidak bersabar terhadap ketidakpatuhan Kremlin.

Ancaman Trump langsung ditanggapi oleh mantan Presiden Rusia dan sekutu dekat Putin, Dmitry Medvedev. Dalam unggahan di platform X (dulu Twitter), Medvedev menyebut Trump sedang memainkan ‘permainan ultimatum’ yang berbahaya.

Tangkapan layar pernyataan Dmitry Medvedev di platform XTangkapan layar pernyataan Dmitry Medvedev di platform X

“Setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tapi dengan negara (Trump) sendiri,” tulis Medvedev.

Trump, tulis Medvedev, harus ingat dua hal. Peertama, Rusia bukanlah Israel atau bahkan Iran. Kedua, setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi dengan negaranya sendiri.

“Jangan terjebak di jalan Sleepy Joe!,” kata Medvedev. Sleepy Joe adalah olok-olok yang digunakan Trump untuk menggambarkan Joe Biden, presiden Amerika Serikat ke-46. Julukan ini menjadi meme internet yang sangat populer. Dan kini, Medvedev menggunakan sebutan ini untuk jalan yang dipilih Donald Trump. (hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |