Trump Umumkan Tarif Impor Baru: Obat-obatan Dikenai Tarif 100 Persen, Truk Berat 25 Persen

1 week ago 31

Washington DC (pilar.id) – Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang kontroversial, yang akan mulai berlaku pada 1 Oktober mendatang. Tarif ini mencakup 100 persen untuk obat-obatan farmasi, 50 persen untuk kabinet dapur dan meja rias kamar mandi, 30 persen untuk furnitur berlapis kain, dan 25 persen untuk truk berat.

Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Trump melalui platform media sosial miliknya, Truth Social, dan menegaskan kembali komitmennya terhadap kebijakan proteksionis melalui tarif impor.

“Produsen truk besar seperti Peterbilt, Kenworth, Freightliner, Mack Trucks, dan lainnya akan dilindungi dari gangguan eksternal,” tulis Trump dalam unggahannya.

Alasan Tarif: Produksi Lokal dan Defisit Anggaran

Trump menyebut kebijakan ini sebagai langkah strategis untuk mengurangi defisit anggaran pemerintah sekaligus mendorong perusahaan untuk memproduksi lebih banyak barang di dalam negeri. Menurutnya, tarif akan memaksa perusahaan asing untuk membangun pabrik di AS agar terhindar dari beban pajak tambahan.

Ia juga menyebut bahwa industri farmasi dan furnitur asing “membanjiri” pasar AS, yang menurutnya berbahaya bagi keamanan nasional dan ketahanan ekonomi.

Namun, belum jelas bagaimana kebijakan ini akan diterapkan terhadap perusahaan asing yang sudah memiliki fasilitas produksi di dalam negeri.

Dampak Potensial: Inflasi dan Beban Biaya Kesehatan

Kebijakan ini langsung menimbulkan kekhawatiran luas di kalangan pelaku industri dan ekonom. Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan bahwa tarif baru dapat memicu kenaikan harga komoditas dan memperburuk inflasi.

“Kami mulai melihat harga komoditas mencerminkan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Powell dalam konferensi pers terbaru.

Data Biro Sensus AS menunjukkan bahwa pada tahun 2024, nilai impor farmasi dan obat-obatan mencapai hampir $233 miliar. Dengan tarif baru sebesar 100 persen, harga obat-obatan dapat melonjak drastis, menambah beban biaya kesehatan dan mempengaruhi program seperti Medicare dan Medicaid.

Pasar Perumahan dan Industri Terdampak

Tarif 50 persen terhadap kabinet dapur dan meja rias kamar mandi juga diperkirakan akan menambah biaya pembangunan rumah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri di tengah krisis keterjangkauan hunian dan suku bunga hipotek yang tinggi.

Sementara itu, industri truk berat juga masuk dalam daftar. Trump mengklaim bahwa truk dan suku cadang buatan luar negeri merugikan produsen dalam negeri, meski tidak disertai data konkret.

Klaim Trump vs Realitas Ekonomi

Trump menyatakan bahwa inflasi sudah tidak lagi menjadi tantangan ekonomi AS, meskipun data terbaru menunjukkan sebaliknya. Indeks harga konsumen (CPI) naik 2,9 persen dalam 12 bulan terakhir, meningkat dari 2,3 persen saat Trump pertama kali mengumumkan tarif impor secara luas pada April lalu.

Tidak hanya itu, klaim Trump bahwa tarif mendorong pembukaan lapangan kerja di sektor manufaktur juga dipertanyakan. Menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja AS, sejak April, sektor manufaktur kehilangan 42.000 pekerjaan, sementara sektor konstruksi kehilangan 8.000.

“Tidak ada inflasi,” tegas Trump pada awak media. “Kami mengalami keberhasilan yang luar biasa.”

Namun para pengamat ekonomi melihat kenyataan yang berbeda. Mereka memperingatkan bahwa kebijakan tarif yang agresif justru berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan ketidakpastian di kalangan pelaku usaha. (hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |