Flores (pilar.id) – Gunung Lewotobi Laki-Laki, salah satu gunung api paling aktif di Indonesia, kembali memuntahkan material vulkanik dalam dua letusan besar yang terjadi berurutan dalam waktu kurang dari lima jam, Jumat malam dan Sabtu pagi.
Letusan kedua yang terjadi pada Sabtu dini hari tercatat sebagai salah satu yang terbesar di Indonesia sejak erupsi Gunung Merapi pada 2010, dengan kolom abu membumbung hingga 18 kilometer ke langit, menurut laporan resmi dari Badan Geologi Indonesia.
Dilaporkan, letusan pertama terjadi pada Jumat (1/8) malam memunculkan awan panas bercampur kilatan petir dan lava pijar yang menerangi langit malam.
Sedangkan letusan kedua di hari berikutnya menghasilkan semburan material vulkanik lebih tinggi, disertai gempa tremor dan pergerakan magma yang terekam dalam pemantauan seismik dan drone.
Awan panas guguran meluncur sejauh 5 kilometer dari lereng, membawa batu pijar dan material panas seukuran ibu jari yang menghujani desa-desa di sekitarnya. Abu tebal dan kerikil panas bahkan menyelimuti permukiman hingga radius 8 kilometer dari kawah.
“Kami imbau warga tetap waspada, terutama terhadap hujan lebat yang berpotensi memicu banjir lahar dingin di sungai-sungai berhulu dari kawah,” ungkap juru bicara Badan Geologi.
Status Awas dan Zona Bahaya Diperluas
Gunung setinggi 1.584 meter yang terletak di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, telah berada dalam status Awas (Level IV) sejak erupsi pertama pada 18 Juni lalu. Pemerintah telah memperluas zona eksklusi menjadi 7 kilometer, serta mempercepat relokasi ribuan warga yang terdampak.
Sebagai informasi, letusan serupa pada November tahun lalu telah menewaskan 9 orang dan menghancurkan ribuan rumah. Sejak itu, upaya evakuasi dan pembangunan hunian tetap terus dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah.
Letusan Gunung Lewotobi kali ini juga memicu kekhawatiran publik nasional, mengingat skala letusannya disebut-sebut hampir menyamai bencana Merapi 2010 yang menewaskan lebih dari 350 orang.
Erupsi besar ini terjadi kurang dari sebulan setelah letusan 7 Juli lalu yang menyebabkan gangguan penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, serta menutup jalan dan sawah dengan lumpur dan batuan vulkanik.
Indonesia dan Ancaman Cincin Api
Sebagai negara dengan lebih dari 280 juta penduduk dan terletak di kawasan Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki sekitar 120 gunung api aktif yang rutin mengalami aktivitas vulkanik dan seismik.
Letusan Gunung Lewotobi menjadi pengingat keras akan pentingnya mitigasi bencana, sistem peringatan dini, dan kesiapan logistik di daerah rawan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa dalam dua letusan terbaru Gunung Lewotobi. Namun, warga diminta tetap waspada dan mematuhi seluruh instruksi dari otoritas. Situasi masih dipantau secara intensif oleh tim vulkanologi nasional. (hdl)