HCML dan KUPP Branta Latih Pemuda Pesisir Madura untuk Siap Bersaing di Dunia Maritim

3 weeks ago 35

Pamekasan (pilar.id) – Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di sektor minyak dan gas bumi, kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat pesisir.

Bekerja sama dengan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas II Branta, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, dan Politeknik Pelayaran Surabaya, HCML menggelar serangkaian pelatihan kemaritiman bagi pemuda pesisir Madura, Jawa Timur.

Program yang merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) HCML ini menyasar pemuda kurang mampu di wilayah pesisir, agar memiliki sertifikasi dan kompetensi untuk bisa bersaing di industri pelayaran nasional maupun internasional.

“Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang keselamatan, keamanan, dan keterampilan teknis di bidang kemaritiman. Ini juga sebagai wujud nyata dukungan HCML terhadap kebijakan pemerintah dalam peningkatan kualitas SDM maritim,” ujar Hamim Tohari, Manager Regional Office & Relations HCML.

Empat Jenis Pelatihan Kemaritiman

Pelatihan yang digelar antara Februari hingga Mei 2025 ini meliputi empat program utama:

  • Basic Safety Training (BST) – Diselenggarakan pada 17–26 Februari 2025, pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan dasar keselamatan kerja di laut, penggunaan alat pelindung diri, teknik penyelamatan, pertolongan pertama (P3K), serta prosedur evakuasi darurat.
  • Advance Fire Fighting (AFF) – Diadakan pada 13–17 Maret 2025, pelatihan lanjutan ini fokus pada pemadaman kebakaran di kapal, penanganan darurat di ruang mesin, serta penggunaan alat pemadam api secara profesional.
  • Security Awareness Training (SAT) – Digelar pada 18 Maret 2025, SAT membekali peserta dengan pengetahuan tentang ancaman keamanan maritim seperti perompakan, terorisme, dan prosedur perlindungan kapal serta pelabuhan.
  • Rating Deck Pembentukan – Pelatihan ini berlangsung pada 14 April hingga 29 Mei 2025, membahas keterampilan teknis awak kapal, seperti pengoperasian alat navigasi, pemeliharaan kapal, serta tugas-tugas operasional lainnya.

Dorong Ekonomi Maritim Berkelanjutan

Lebih dari sekadar pelatihan teknis, Tohari menyebut program ini juga bertujuan untuk mendorong ekonomi kelautan yang inklusif dan berkelanjutan. HCML ingin menciptakan ekosistem yang memberdayakan nelayan lokal dan pelaku usaha pesisir melalui penerapan teknologi ramah lingkungan, peningkatan kesadaran hukum kelautan, serta pelatihan kewirausahaan berbasis hasil laut.

“Kami juga ingin memperkuat rantai nilai (value chain) produk kelautan agar masyarakat pesisir bisa lebih mandiri dan sejahtera,” imbuhnya.

Selain itu, HCML berharap program ini mampu membuka jalan kemitraan antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan dalam pengembangan sektor kelautan.

Keempat jenis pelatihan tersebut juga mengacu pada standar internasional IMO STCW (International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers), dan menjadi syarat mutlak bagi siapa pun yang ingin bekerja di kapal nasional maupun internasional.

“Dengan bekal pelatihan dan sertifikasi ini, para peserta bisa memperoleh pemahaman baru, berbagi pengetahuan, serta membangun jaringan kerja yang bermanfaat di sektor maritim,” tutup Tohari. (ren/ted)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |