Kebun Raya Mangrove Surabaya Masuk Jaringan Global WMC dan BGCI, Siap Jadi Rujukan Dunia

3 weeks ago 28

Surabaya (pilar.id) – Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya resmi memasuki usia dua tahun. Di usianya yang relatif muda, kawasan konservasi ini telah mencatatkan prestasi internasional dengan menjadi bagian dari dua organisasi global, yakni World Mangrove Center (WMC) dan Botanic Gardens Conservation International (BGCI).

Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 KRM Surabaya digelar meriah selama dua hari pada 26–27 Juli 2025. Rangkaian kegiatan edukatif dan rekreatif dipusatkan di kawasan KRM Gunung Anyar dan Rungkut, Surabaya.

Workshop Nasional Bahas Isu Strategis

Puncak perayaan dibuka dengan Workshop Nasional bertema “Kebun Raya Mangrove Surabaya Kurangi Emisi Karbon dan Mendukung Ketahanan Pangan untuk Negeri”, yang dihadiri sejumlah tokoh penting seperti Wakil Kepala BRIN Laksamana Madya TNI (Purn) Amarulla Octavian, Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R. Hendrian, Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan Ristianto Pribadi, serta Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Dalam acara tersebut, KRM Surabaya menerima penghargaan dari BRIN atas dedikasinya dalam pengembangan kawasan konservasi mangrove secara berkelanjutan.

Deputi BRIN, R. Hendrian, menegaskan bahwa keterlibatan Indonesia dalam World Mangrove Center adalah peluang strategis, mengingat Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia. “Keterlibatan KRM Surabaya di WMC dan BGCI tak hanya membawa nama Surabaya, tapi juga Indonesia di kancah global,” ungkapnya.

Jadi Anggota Dua Organisasi Dunia

Secara resmi, KRM Surabaya telah bergabung dengan dua organisasi lingkungan hidup berskala internasional, yakni World Mangrove Center dan BGCI. Langkah ini dinilai membuka jalan bagi peran strategis Indonesia dalam pelestarian ekosistem mangrove dunia.

Hendrian juga mengapresiasi progres signifikan KRM Surabaya sejak didirikan. “Luas lahan yang telah termanfaatkan cukup besar, infrastrukturnya juga tumbuh pesat. Prestasi ini patut diapresiasi,” katanya.

Target Jadi Perpustakaan Mangrove Dunia

Direktur Rehabilitasi Mangrove Kemenhut RI, Ristianto Pribadi, bahkan menyatakan bahwa KRM Surabaya berpotensi menjadi pusat pengetahuan mangrove atau perpustakaan mangrove dunia.

“Saat ini KRM Surabaya telah memiliki 74 spesies mangrove. Ini pencapaian luar biasa dan menjadi fondasi kuat untuk menjadi pusat studi mangrove global,” ujar Ristianto.

Komitmen Pemkot Surabaya

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa keanggotaan KRM di BGCI dan WMC akan menjadi penyemangat bagi Pemkot Surabaya untuk terus mengembangkan kawasan ini sebagai simbol pelestarian lingkungan sekaligus pusat riset pengurangan emisi karbon dan ketahanan pangan.

“Kami juga mengembangkan silvofishery, yakni integrasi antara konservasi mangrove dengan perikanan. Ini bentuk nyata pengelolaan ekosistem berkelanjutan,” kata Eri.

Eri juga mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, termasuk BRIN, Kemenhut, United Tractors, Wahana Visi Indonesia, Bumi Bhakti Foundation, serta masyarakat Surabaya.

“Surabaya berubah bukan karena wali kotanya, tapi karena kolaborasi semua elemen. Semoga KRM benar-benar bisa dikenal secara internasional dan jadi kebanggaan Indonesia,” tutupnya.

Selain workshop dan penghargaan, perayaan HUT ke-2 KRM Surabaya juga diramaikan dengan peluncuran buku sejarah mangrove Surabaya, pelepasan burung endemik, serta penyerahan bantuan bibit mangrove. (rio/ted)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |