Tetap Produktif Kerja Saat Ramadan, Simak Tips dari Dosen Psikologi UNAIR

10 hours ago 7

Surabaya (pilar.id)  – Bulan Ramadan sering kali mengubah pola tidur dan makan, yang dapat berdampak pada produktivitas kerja. Untuk membantu masyarakat tetap fokus dan bugar saat berpuasa, Dr. Tino Leonardi, MPsi, Psikolog, dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), membagikan sejumlah tips berdasarkan perspektif psikologi.

Menurut Dr. Tino, puasa yang dilakukan dengan benar justru dapat meningkatkan fungsi otak. Ia menjelaskan bahwa puasa yang sehat dianjurkan dengan makan sahur dan berbuka yang bergizi tanpa berlebihan, serta cukup beristirahat.

“Berpuasa dapat meningkatkan brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yaitu protein yang berperan dalam perkembangan dan plastisitas otak. Hal ini berkontribusi terhadap peningkatan kognisi, fokus, dan daya ingat individu,” jelasnya.

Kelola Energi dengan Baik

Dr. Tino menekankan pentingnya menjaga pola makan dan istirahat. “Pola tidur dan makan hanya berubah, tidak berkurang banyak. Pastikan makan sahur dan berbuka dengan porsi cukup serta segera beristirahat setelah salat tarawih,” ujarnya.

Ia juga menyarankan untuk mengatur jadwal kerja dengan cerdas. Pekerjaan yang memerlukan energi besar sebaiknya dikerjakan di pagi hari sebelum rasa lapar muncul. Jika merasa kantuk di siang hari, tidur sejenak selama 20 hingga 30 menit dapat membantu mengembalikan energi.

“Namun, jika tidur siang terlalu lama, selain tidak produktif, badan juga bisa terasa makin lemas karena kurang bergerak,” tambahnya.

Selain itu, melakukan aktivitas fisik ringan seperti senam atau berjalan kaki di sekitar rumah dan tempat kerja dapat membantu menghilangkan kantuk dan meningkatkan aliran darah, terutama bagi yang bekerja di depan komputer atau meja kerja.

Membangun Kebiasaan Positif

Kurang tidur sering kali berpengaruh pada mood dan produktivitas. Namun, menurut Dr. Tino, dampak ini bisa diminimalisir.

“Tidur lebih awal dan menyempatkan tidur siang bisa menjadi solusi. Biasanya, tubuh akan beradaptasi setelah 2 hingga 3 hari, bahkan lebih cepat jika sudah terbiasa menjalankan puasa sunnah,” tuturnya.

Ia juga menekankan bahwa Ramadan adalah momentum untuk membangun kebiasaan positif yang dapat meningkatkan produktivitas jangka panjang.

“Rutinitas puasa melatih kita untuk disiplin dalam mengatur waktu makan, ibadah, dan aktivitas harian. Jika dilakukan sepenuh hati, ini akan menjadi kebiasaan baik bagi fisik dan mental,” ucapnya.

Menurutnya, niat yang benar juga berperan penting dalam menjaga motivasi selama Ramadan.

“Jika kita meniatkan puasa sebagai ibadah dan bekerja atau belajar sebagai bagian dari tanggung jawab, maka secara psikologis kita tidak akan merasa terbebani. Kuncinya adalah mempersiapkan dan mengelola fisik agar tetap bugar sepanjang hari,” terangnya.

Sebagai penutup, Dr. Tino berpesan agar mengutamakan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi di pagi hari saat energi masih optimal.

“Bagi yang memungkinkan, kegiatan bisa dimulai lebih awal setelah salat Subuh. Selain itu, setiap 45 sampai 60 menit bekerja atau belajar, sempatkan jeda 10 hingga 15 menit untuk bergerak ringan agar tetap fokus,” tutupnya.

Dengan manajemen waktu dan energi yang baik, produktivitas selama Ramadan tetap dapat terjaga tanpa mengorbankan kesehatan maupun ibadah. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |