Jakarta (pilar.id) – VO2 max, istilah yang selama ini identik dengan dunia atletik, kini mulai menjadi perhatian serius generasi muda. Di tengah tren gaya hidup sehat, semakin banyak orang menyadari bahwa VO2 max bukan sekadar angka teknis, melainkan indikator vital untuk mengukur kebugaran kardiovaskular, efisiensi metabolisme, dan harapan hidup.
VO2 max atau volume oksigen maksimal adalah ukuran kapasitas tubuh dalam menyerap dan menggunakan oksigen saat beraktivitas fisik. Angka ini memberikan gambaran nyata tentang seberapa baik kerja jantung, paru-paru, dan otot dalam mendistribusikan serta memanfaatkan oksigen. Semakin tinggi VO2 max seseorang, semakin besar pula kemampuannya dalam mempertahankan kebugaran dan daya tahan tubuh.
Dalam sebuah konten TikTok, lifestyle influencer Gerald Vincent menyoroti pentingnya aktivitas fisik ringan untuk mendongkrak VO2 max. “Kalau kita ambil rata-rata dari rekomendasi WHO, yaitu 105 menit olahraga per minggu, cukup dengan 15 menit aktivitas per hari sudah sangat bermanfaat,” ujarnya. Menariknya, ia menyarankan dance sebagai alternatif yang menyenangkan dan mudah dilakukan. “Dance bisa melancarkan peredaran darah, memperkuat jantung, dan membuat kita tetap enjoy,” tambahnya.
Studi terkini mendukung klaim tersebut. VO2 max terbukti sebagai salah satu prediktor terbaik untuk menilai harapan hidup dan risiko penyakit kronis. Menurut penelitian, peningkatan VO2 max bahkan lebih efektif dibandingkan penurunan berat badan dalam menurunkan risiko kematian dini.
Tak hanya para influencer, kalangan medis pun sepakat. dr. Moh Ramadhani Soeroso, Sp.P(K) atau dr. Deni Soeroso, spesialis paru dan onkologi, menegaskan bahwa aktivitas ringan seperti dance selama 15 menit sehari memberikan dampak langsung pada sistem pernapasan. “Gerakan aktif mendorong jantung bekerja lebih efisien, sehingga paru-paru dapat menyerap oksigen secara optimal,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa peningkatan oksigen di otot memicu produksi mioglobin, yaitu protein penting yang menyimpan oksigen di jaringan otot. “Mioglobin membantu proses pembakaran energi jadi lebih efisien dan mencegah penumpukan asam laktat, baik di otot maupun paru-paru,” paparnya.
Lebih dari sekadar kebugaran fisik, aktivitas seperti dance juga membawa dampak positif pada kesehatan mental. Gerakan ritmis dan musik favorit dapat mengurangi stres, memperbaiki suasana hati, serta mendorong hormon endorfin yang memperkuat sistem imun.
Dan kabar baiknya: semua orang bisa melakukannya. Tak perlu ke gym, tak perlu alat khusus. Cukup nyalakan lagu favorit, ikuti gerakan dance populer, dan luangkan 15 menit setiap hari.
“Gerakan ringan setiap hari adalah investasi jangka panjang untuk paru-paru dan jantung kita. Ini adalah cara sederhana, murah, dan menyenangkan untuk menjaga kebugaran,” tutup dr. Deni Soeroso. (ret/hdl)