Jakarta (ANTARA) - Maraknya kasus bullying di lingkungan sekolah, baik pada anak-anak maupun remaja, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi para orang tua. Pada kenyataannya, perilaku perundungan bisa menimpa siapa pun tanpa memandang usia, latar belakang, atau jenis kelamin.
Dampak yang ditimbulkan dari tindakan bullying sangat besar, baik bagi korban maupun pelakunya, khususnya terhadap masa depan mereka. Perilaku yang mungkin dianggap sepele baik secara verbal maupun non-verbal nyatanya bisa mengganggu perkembangan mental, emosional, dan fisik seseorang.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan lingkungan sekitar untuk terus memantau pertumbuhan anak sejak dini. Tujuannya adalah agar perilaku perundungan dapat dikenali dan dicegah lebih awal, sehingga proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung dengan sehat dan optimal.
Lalu, bagaimana langkah pencegahan bullying yang bisa dilakukan? Berikut ini beberapa cara yang dapat diterapkan, dirangkum dari berbagai sumber terpercaya.
Cara mengatasi dan mencegah bullying
1. Mengenali tanda-tanda perundungan
Memperhatikan kondisi anak menjadi hal penting bagi orang tua dalam memantau perkembangan emosional dan sosialnya. Usahakan membiasakan anak untuk berbagi cerita sepulang sekolah atau setelah mengikuti aktivitas lain. Dengan begitu, orang tua bisa mengetahui apa saja yang dialami dan dengan siapa anak berinteraksi.
Jika muncul perubahan perilaku yang membuat anak terlihat tidak nyaman, segera lakukan koordinasi dengan pihak sekolah, terutama guru, untuk mengidentifikasi apakah ada indikasi bullying.
2. Mengadakan edukasi dan sosialisasi
Minim-nya pemahaman mengenai bullying bisa menyebabkan anak bertindak tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain. Hal ini bisa menjadi bibit awal terjadinya perundungan.
Karena itu, penting bagi sekolah untuk mengadakan edukasi secara rutin mengenai bahaya dan bentuk-bentuk bullying. Sosialisasi bisa dilakukan dengan memasang poster, mengadakan materi khusus di kelas, hingga menyisipkan pesan moral dalam kegiatan seperti upacara bendera.
3. Menghentikan perilaku perundungan sejak dini
Jika diketahui ada siswa yang menjadi korban perundungan, tindakan tegas harus segera diambil. Guru atau pihak sekolah perlu memberikan sanksi edukatif kepada pelaku serta membimbing mereka memahami dampak buruk bullying. Langkah ini bertujuan agar pelaku belajar mengenali pentingnya empati dan menghentikan tindakannya.
4. Mendorong anak untuk berani bertindak
Melawan tindakan bullying merupakan bagian dari upaya perlindungan diri. Bukan berarti dengan kekerasan, tetapi melalui langkah seperti melaporkan ke guru atau meminta bantuan teman sekitar. Dengan keberanian untuk bersuara, pelaku akan menyadari bahwa tindakannya tidak bisa diterima begitu saja dan tidak semua orang akan diam.
5. Memberikan dukungan kepada korban
Anak yang menjadi korban perundungan sering kali merasa tidak pantas untuk berteman dan lebih memilih menjauh dari lingkungan sosial. Perasaan takut dan cemas bisa menghantuinya dalam jangka panjang.
Karena itu, penting bagi teman-teman di sekitar untuk menunjukkan empati dan dukungan. Kehadiran orang yang peduli akan membantu korban merasa lebih aman dan mampu kembali menjalani aktivitas-nya secara normal.
Baca juga: 5 jenis bullying yang perlu diketahui anak dan orang tua
Baca juga: Cara beradaptasi di sekolah baru agar terhindar dari perundungan
Baca juga: PCO pastikan ada pengawasan cegah perundungan di Sekolah Rakyat
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.