Peringkat Indonesia Turun ke Posisi 7 dalam Adopsi Kripto Global, Ini Penyebabnya

3 days ago 21

Jakarta (pilar.id) – Indonesia kini menempati posisi ke-7 dunia dalam laporan Global Crypto Adoption Index 2025 yang dirilis oleh perusahaan riset blockchain, Chainalysis. Peringkat ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya ketika Indonesia berhasil masuk tiga besar, bahkan mengungguli Amerika Serikat dan Vietnam.

Negara-negara seperti India, Amerika Serikat, Pakistan, dan Vietnam kini mendominasi posisi empat besar. Sementara itu, Indonesia berada di bawah Nigeria dan Brasil, yang menunjukkan semakin ketatnya persaingan global dalam adopsi aset kripto.

Mengapa Peringkat Indonesia Turun?

Penurunan peringkat Indonesia tidak serta-merta mencerminkan melemahnya minat masyarakat terhadap kripto. Menurut Chainalysis, perubahan metodologi indeks turut memengaruhi hasil akhir. Tahun ini, Chainalysis menambahkan sub-indeks baru yang menilai aktivitas institusional—terutama transaksi bernilai lebih dari US$1 juta.

Negara-negara dengan ekosistem finansial matang, seperti Amerika Serikat, India, dan Brasil, mendapatkan nilai lebih tinggi karena tingginya partisipasi institusi besar, termasuk hadirnya produk ETF Bitcoin spot yang mendorong volume transaksi besar.

Sebaliknya, Indonesia masih dominan di sektor ritel dan decentralized finance (DeFi), yang bobotnya kini dikurangi dalam metodologi baru. Akibatnya, meskipun aktivitas ritel dan DeFi tetap tinggi, kontribusinya terhadap skor keseluruhan menjadi lebih kecil.

Tokocrypto: Fondasi Ritel Kuat, Saatnya Perkuat Institusi

CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, menilai penurunan ini bukan pertanda buruk, melainkan cerminan lanskap global yang semakin kompetitif.

“Indonesia masih punya fondasi kuat di adopsi ritel. Dengan populasi besar, penetrasi digital tinggi, dan antusiasme generasi muda terhadap aset digital, kita tetap menjadi pasar yang sangat potensial,” ujar Calvin.

Calvin menambahkan, agar Indonesia bisa kembali bersaing di level atas, diperlukan upaya serius untuk memperkuat partisipasi institusi dalam ekosistem kripto domestik.

“Kita perlu mendorong transaksi institusional di pasar spot domestik dan menghadirkan produk ETF kripto lokal. Ini akan memberi jalur investasi yang aman, transparan, dan legal bagi investor besar,” jelasnya.

Langkah Strategis dan Masa Depan Ekosistem Kripto Indonesia

Sebagai bagian dari langkah konkret, Tokocrypto telah meluncurkan layanan Tokocrypto Prestige, yang ditujukan untuk investor institusional dan individu dengan nilai investasi tinggi. Layanan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan investasi skala besar dan memperkuat posisi Indonesia di peta kripto global.

Calvin juga menekankan pentingnya kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan masyarakat untuk mendorong ekosistem yang lebih matang dan kompetitif.

“Regulasi yang pro-pertumbuhan dan edukasi tentang stablecoin, pembayaran lintas negara, serta pemanfaatan Web3 sangat krusial. Sinergi ini akan membuka peluang besar untuk transformasi ekonomi digital Indonesia,” tambahnya.

Meski posisinya turun, Indonesia masih dianggap sebagai pasar strategis di dunia kripto berkat penetrasi fintech yang luas, potensi integrasi dengan Web3, dan dukungan perbankan digital.

“Kita harus melihat ini sebagai awal dari babak baru. Penurunan peringkat adalah alarm bagi kita untuk membangun ekosistem yang lebih inklusif dan berdaya saing global,” tutup Calvin. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |