Sinopsis The Darkest Hour (2011): Film Sci-Fi Invasi Alien di Moskow dengan Gagasan Menarik tapi Menuai Kritik

5 days ago 29

Medan (pilar.id) – The Darkest Hour, film fiksi ilmiah aksi yang dirilis pada 25 Desember 2011, menjadi salah satu tontonan bertema invasi alien yang berbeda dari kebanyakan.

Disutradarai Chris Gorak dengan naskah dari Jon Spaihts, film ini menampilkan perspektif unik karena mengambil latar di Moskow, Rusia — bukan di Amerika Serikat seperti kebanyakan film sejenis.

Cerita dimulai ketika dua warga Amerika, Ben (Max Minghella) dan Sean (Emile Hirsch), berkunjung ke Moskow untuk menjual aplikasi perangkat lunak.

Namun, rencana mereka gagal karena dikhianati rekan bisnisnya, Skyler (Joel Kinnaman). Di sebuah klub malam, mereka bertemu turis Natalie (Olivia Thirlby) dan Anne (Rachael Taylor).

Malam itu, bola cahaya misterius jatuh dari langit, memicu pemadaman listrik global. Ternyata, itu adalah bentuk serangan alien tak kasat mata yang memburu manusia dengan cara melucuti energi tubuh mereka. Kelima tokoh utama harus bertahan hidup di kota yang hancur, sambil menemukan cara untuk melawan makhluk asing tersebut.

Pertarungan makin intens saat mereka bertemu Sergei, seorang insinyur Rusia yang menciptakan senjata khusus untuk melemahkan perisai alien. Namun, perjuangan tetap penuh pengorbanan karena satu per satu karakter kehilangan nyawa.

Pada akhirnya, hanya segelintir yang berhasil menuju kapal selam penyelamat di Sungai Moskow, membawa harapan baru bagi perlawanan manusia di seluruh dunia.

Pemeran Utama

  • Emile Hirsch sebagai Sean
  • Olivia Thirlby sebagai Natalie
  • Max Minghella sebagai Ben
  • Rachael Taylor sebagai Anne
  • Joel Kinnaman sebagai Skyler
  • Dato Bakhtadze sebagai Sergei
  • Veronika Vernadskaya sebagai Vika

Film ini diproduseri oleh Timur Bekmambetov, sutradara asal Rusia yang juga terkenal lewat film Wanted. Dengan biaya produksi sekitar 35 juta dolar AS, proses syuting dilakukan di Moskow mulai Juli 2010 menggunakan kamera 3D.

Produksi sempat tertunda akibat kebakaran hutan besar yang melanda Rusia kala itu, sebelum akhirnya rampung dan ditayangkan pada akhir 2011.

Rilis dan Penerimaan

The Darkest Hour meraih pendapatan global sekitar 65 juta dolar AS, cukup untuk menutup biaya produksinya. Meski begitu, film ini gagal meraih simpati kritikus.

Di situs Rotten Tomatoes, hanya 12% dari 60 ulasan yang positif, dengan skor rata-rata 3,2/10. Sementara di Metacritic, film ini hanya mencatat skor 18 dari 100, yang menunjukkan penolakan besar-besaran dari kritikus.

Beberapa media besar memberikan ulasan keras. The Hollywood Reporter menilai film ini memiliki naskah yang lemah, sedangkan The New York Times menyebutnya “gagal berimajinasi”. Kritikus dari Slant Magazine bahkan melabelinya sebagai “tragedi sci-fi 3D yang dungu”.

Namun, ada pula yang menilai film ini cukup menghibur sebagai variasi dari film bencana standar, seperti ditulis Joe Leydon dari Variety.

Meski premisnya menarik dengan latar Moskow yang jarang diangkat dalam film alien, The Darkest Hour lebih dikenal karena kegagalannya di mata kritikus. Namun, bagi pecinta film sci-fi, karya ini tetap menghadirkan aksi bertahan hidup yang intens, terutama dengan nuansa berbeda dari film invasi alien pada umumnya. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |