Gunungsitoli (pilar.id) – Sebuah video kericuhan antara dosen dan mahasiswa di Universitas Nias mendadak viral di media sosial. Dalam rekaman yang beredar, terlihat seorang dosen membuang skripsi mahasiswa ke lantai hingga memicu emosi para mahasiswa. Peristiwa itu terjadi di Fakultas Ekonomi pada Jumat (22/8/2025).
Awalnya, cekcok dipicu adu mulut antara dosen dengan sejumlah mahasiswa terkait persoalan administrasi. Seorang mahasiswa terdengar menanyakan keberadaan sang dosen selama sepekan terakhir. “Di mana ibu satu minggu?” tanya seorang mahasiswa dalam video.
Tak lama, dosen tersebut meminta skripsi mahasiswa lalu melemparkannya ke lantai. Aksi itu sontak memicu kemarahan mahasiswa lain yang langsung berteriak dan menggebrak meja. “Kenapa dibuang, Bu? Kenapa dibuang!” teriak mahasiswa dengan nada tinggi. Suasana makin ricuh hingga seorang pria berkaus masuk untuk mencoba menenangkan keadaan.
Klarifikasi Resmi Universitas Nias
Menanggapi viralnya video tersebut, pihak Universitas Nias melalui humas merilis pernyataan resmi. Dijelaskan, insiden bermula dari proses pendaftaran yudisium yang ditolak oleh Ketua Program Studi S1 Manajemen karena sudah melewati batas waktu yang ditentukan. Penolakan itu menimbulkan ketegangan antara mahasiswa dengan pihak prodi dan berujung kericuhan, termasuk kerusakan fasilitas meja kerja.
“Insiden ini murni disebabkan oleh miskomunikasi terkait administrasi pendaftaran yudisium,” demikian pernyataan resmi Universitas Nias.
Universitas Nias mengaku sudah memfasilitasi pertemuan antara dosen dan mahasiswa dengan melibatkan Wakil Rektor III, Dekan, Wakil Dekan, Ketua dan Sekretaris Prodi, serta Kabiro Kemahasiswaan. Dari pertemuan itu dicapai kesepakatan damai:
- Mahasiswa menyampaikan permohonan maaf secara lisan dan tertulis.
- Mahasiswa bersedia memperbaiki kerusakan fasilitas yang terjadi.
- Ketua Prodi menerima permintaan maaf dan bersedia memaafkan mahasiswa.
Selain itu, pihak kampus memberikan sanksi internal berupa surat pernyataan bermaterai bagi mahasiswa yang terlibat serta kewajiban mengganti kerusakan.
Universitas Nias menegaskan bahwa tindakan kericuhan mahasiswa tidak dapat dibenarkan, namun juga berkomitmen melakukan pembinaan terhadap dosen yang terlibat sesuai kode etik dosen dan tenaga kependidikan. Proses pembinaan akan ditangani secara objektif melalui mekanisme internal universitas dan komisi kode etik.
Kampus juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem komunikasi dan tata kelola administrasi akademik agar informasi penting, seperti pendaftaran yudisium, bisa tersampaikan secara jelas, tepat waktu, dan transparan.
Dalam pernyataan resminya, Universitas Nias mengajak seluruh sivitas akademika menjadikan insiden ini sebagai pelajaran berharga. “Pentingnya komunikasi, kesabaran, dan penghormatan terhadap aturan harus dijunjung tinggi agar hal serupa tidak terulang,” tegas pihak kampus.
Untuk mencegah peristiwa serupa, universitas berencana memperkuat sistem pengawasan, pembinaan, serta forum komunikasi antara mahasiswa, dosen, dan pimpinan fakultas.
Meski insiden sempat menimbulkan kegaduhan, Universitas Nias memastikan seluruh kegiatan akademik dan layanan administrasi tetap berjalan normal. “Kami berkomitmen menjaga nama baik institusi sebagai lembaga pendidikan yang bermartabat serta terus membina mahasiswa dan dosen agar berkarakter, disiplin, dan beretika,” tutup pernyataan resmi kampus. (ret/hdl)