Jakarta (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan bahwa jumlah pengungkapan kasus penyalahgunaan narkoba terus meningkat setiap tahun.
Hal itu disampaikan Kepala BNN Komjen Marthinus Hukom dalam agenda pemberantasan barang bukti narkoba di lapangan bekas para pecandu di Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, pada Rabu.
"Saya pikir pengungkapan tahun ini maksimal dan masif kita lakukan, karena seperti saya katakan sebelumnya bahwa tahun 2023 saya masuk ke BNN dan saya mencoba untuk membaca fenomena-fenomenanya," kata Martinus usai pemusnahan narkoba di lokasi tersebut.
Menurut dia, sejumlah strategi terbaik telah diterapkan dalam upaya pengungkapan dan pemberantasan pengedaran narkoba.
Baca juga: Polisi tangkap kurir narkoba yang selundupkan narkotika gunakan kaleng
BNN mengambil strategi yang paling baik, termasuk penguatan strategi yang sudah ada. "Penguatan intelijen untuk melihat fenomena-fenomena narkoba ini," kata Martinus.
Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan pengungkapan 6 ton lebih narkoba siap edar sejak awal 2025.
"Dengan strategi yang ada, kita bisa tunjukkan dan hari ini kita tunjukkan kepada publik bahwa kita berhasil menangkap. Pada pertengahan tahun ini saja sudah lebih dari hampir 6 ton yang kita tangkap," kata dia.
Adapun barang bukti yang dimusnahkan berasal dari 34 kasus yang diungkap BNN selama periode April hingga Juni 2025. Cakupan wilayahnya dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Selatan.
Baca juga: Polrestro Jakut ungkap 19 kasus narkoba dalam Operasi Nila Jaya
Adapun rincian barang bukti yang dimusnahkan meliputi sabu 279.873,90 gram, ganja 313.923,63 gram dan ekstasi 508 butir. Total keseluruhan mencapai sekitar 593,80 kilogram narkotika yang nilainya ditaksir mencapai Rp600 hingga Rp700 miliar.
“Kalau 1 gram itu bisa merusak 4 orang, berarti hari ini kita menyelamatkan lebih dari 600 ribu orang. Ini bukan angka yang kecil, baik dari sisi nilai ekonomi maupun dari dampak sosial dan moral yang ditimbulkan,” ujar Marthinus.
Sebagian besar barang bukti tersebut diperoleh dari operasi gabungan BNN bersama aparat Kepolisian, TNI serta Bea dan Cukai, baik di jalur laut maupun darat. Operasi dilakukan lintas provinsi, menyisir jalur masuk, distribusi hingga titik penyebaran.
“Kami tidak hanya fokus pada jumlah tangkapan, tapi pada efek jera dan kerusakan jaringan distribusi. Kami sisir seluruh jalur, dari pintu masuk ke Indonesia sampai ke pasarnya," katanya.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.