Dua bandar narkoba diringkus polisi di apartemen Mangga Besar Jakbar

6 hours ago 10

Jakarta (ANTARA) - Dua orang bandar narkoba berinisial TFA dan THD diringkus petugas Kepolisian di salah satu apartemen di Mangga Besar, Tamansari, Jakarta Barat.

Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Grogol Petamburan AKP Aprino Tamara kepada wartawan di Jakarta, Jumat, menyebutkan bahwa penangkapan awal dilakukan terhadap TFA di lobi apartemen itu pada Sabtu (28/6) pukul 19.00 WIB.

"Kemudian setelah dilakukan pengembangan, kita mendapati rekannya yang satunya lagi, sama-sama yang bersangkutan sebagai bandar, berada di unit atau kamar dari apartemen tersebut," ujar Aprino.

Dari penggeledahan, Kepolisian mengamankan barang bukti berupa pil ekstasi dan sabu. "Ada ekstasi sejumlah 37 butir dan juga sabu dengan berat sekitar 5 gram diamankan," katanya.

Setelah pendalaman lebih jauh, THD ternyata mendapatkan narkoba dari rekannya yang kini membekap di lapas di wilayah Bogor, Jawa Barat.

"Kemudian untuk tersangka TFA ini, dari hasil keterangan dari THD dan yang bersangkutan (TFA), bahwa baru ikut join atau bergabung dalam usaha jual-beli narkoba ini dalam beberapa waktu yang ke belakangan," tutur Aprino.

Baca juga: Polisi tangkap kurir narkoba yang selundupkan narkotika gunakan kaleng

​​​​​​Tersangka THD pun telah bergabung dalam bisnis gelap itu selama dua tahun terakhir. "Tersangka THD sendiri, dia mengakui sudah sekitar hampir dua tahun menjajakan atau menjual narkoba ini," ujar Aprino.

Belum ada keterangan lebih lanjut dari kedua tersangka terkait harga jual narkoba. Hal itu bersangkutan dengan modal yang dikeluarkan kedua tersangka untuk membeli narkoba dari bandar yang lebih besar.

"Itu tidak tentu ya. Tergantung dengan berapa hasil penjualan dan juga modal yang mereka keluarkan untuk menjual barang butir tersebut," katanya.

Kedua bandar ini menerima barang terlebih dahulu. Jika habis terjual, barulah uang akan dikirimkan kepada bandar yang lebih besar.

"Sistemnya mereka terima dulu barang. Sistem kepercayaan kalau sudah laku atau habis, baru nanti disetor ke bandar atasnya lagi," kata dia.

Baca juga: BNN: Pengungkapan kasus narkoba terus meningkat setiap tahun

Para bandar pun tidak bertransaksi lewat media sosial (medsos) untuk menyamarkan bisnis gelap tersebut.

"Bukan di media sosial, tapi melalui teman-teman, mulut ke mulut berkomunikasi. Jadi komunikasi lewat WA ataupun media sosial lainnya kemudian bertemu atau nanti ditempel di jalan," kata Aprino.

Aprino menyebutkan, jika pembeli sudah akrab atau sering bertransaksi, maka akan dijual secara langsung. "Kalau memang belum kenal ataupun yang lainnya, biasanya tidak bertemu mereka," tutur Aprino.

Hingga kini, pihak Kepolisian masih mendalami keberadaan bandar yang lebih besar dari kedua tersangka. "Masih kita dalami," katanya.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |