Freeport Jual Emas ke Antam, Strategi Hilirisasi dan Penguatan Ekonomi Nasional

3 weeks ago 27

Jakarta (pilar.id)  – PT Freeport Indonesia (PTFI) resmi menjalin kerja sama strategis dengan PT Aneka Tambang (Antam) untuk penjualan emas hasil olahan mereka.

Sebanyak 125 kg emas telah dijual ke Antam dalam kontrak kerja sama selama lima tahun dengan nilai total mencapai 12,5 miliar Dollar AS.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi hilirisasi sektor pertambangan yang terus didorong oleh pemerintah guna meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri.

Hilirisasi Emas untuk Kurangi Ketergantungan Impor

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan bahwa sinergi antara Freeport dan Antam merupakan bagian dari strategi Mining Industry Indonesia (MIND ID) dalam memperkuat hilirisasi emas.

Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor emas serta meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

“Kerja sama ini memberikan manfaat besar bagi perekonomian nasional. Hilirisasi adalah opsi yang tidak bisa ditawar,” ujar Erick dalam pernyataannya di Jakarta pada Jumat (21/2/2025).

Lebih lanjut, Erick menjelaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menugaskan Kabinet Merah Putih untuk menjalankan program strategis seperti swasembada energi dan hilirisasi sumber daya alam.

Menurutnya, hilirisasi emas akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global sekaligus memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Cadangan emas kita adalah yang keenam terbesar di dunia, sekitar 2.600 metric ton. Namun, untuk cadangan emas batangan, kita berada di peringkat 43 dunia,” tambahnya.

Optimalisasi Produksi dan Efisiensi Devisa

Freeport saat ini memiliki fasilitas pemurnian emas dengan kapasitas produksi mencapai 50 ton per tahun. Dalam kerja sama ini, Antam akan menyerap hingga 30 ton emas dari Freeport untuk diolah lebih lanjut.

“Freeport memproduksi 50 ton emas, dan Antam menyerap 30 ton. Dampaknya luar biasa karena mampu menghemat cadangan devisa hingga ratusan triliun rupiah dalam lima tahun,” kata Erick.

Penjualan emas ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian jual beli logam emas yang telah disepakati oleh Freeport dan Antam pada awal November lalu.

Melalui kerja sama ini, Antam diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku logam mulia, khususnya emas batangan.

Antam Jamin Stabilisasi Pasar Emas Domestik

Direktur Utama Antam, Nico Kanter, mengungkapkan bahwa sinergi ini menjadi langkah penting dalam hilirisasi industri emas di Indonesia.

“Dengan kerja sama ini, Antam dapat meningkatkan sumber bahan baku emas dari dalam negeri. Emas dari PT Freeport Indonesia nantinya akan diolah di Pabrik Pengolahan dan Pemurnian Antam untuk diproses menjadi produk logam mulia Antam,” jelasnya.

Menurut Nico, kepastian pasokan bahan baku emas dari dalam negeri akan membantu menjaga stabilitas harga emas serta meningkatkan ketersediaan produk emas bagi masyarakat.

“Di tengah rekor harga emas tertinggi, kepastian bahan baku emas dalam negeri akan memberikan stabilitas harga bagi masyarakat. Kami terus mengoptimalkan produksi untuk memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan kinerja Antam,” tambahnya.

Komitmen Freeport dalam Hilirisasi Emas

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, memastikan bahwa insiden yang sempat terjadi di salah satu fasilitas Smelter PTFI tidak menghambat komitmen perusahaan dalam menjalankan hilirisasi.

Menurut Tony, pembangunan Pabrik Pemurnian dan Pengolahan (PMR) telah rampung, dan kini Freeport berhasil memproduksi emas murni sebagai bukti keseriusan mereka dalam hilirisasi pertambangan.

“Sebagai perusahaan yang memiliki pengolahan dan pemurnian terintegrasi di dalam negeri, PTFI telah mewujudkan hilirisasi tembaga, dan saat ini emas. Dalam waktu dekat, kami juga akan melanjutkan hilirisasi perak,” tegas Tony.

Dampak Positif bagi Perekonomian Nasional

Dengan adanya kerja sama ini, Indonesia tidak perlu lagi mengekspor bahan mentah ke luar negeri. Semua proses pemurnian dapat dilakukan di dalam negeri, sehingga menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing industri emas Indonesia di pasar global.

Selain itu, kerja sama ini juga akan membantu pemerintah dalam memperkuat cadangan devisa serta mendorong pertumbuhan sektor industri logam mulia. (mad/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |