Lagu Bayar Bayar Bayar Band Sukatani Viral di Media Sosial, Kapolri: Tak Ada Masalah

3 weeks ago 26

Jakarta (pilar.id) – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan bahwa tidak ada persoalan terkait lagu yang dirilis oleh Band Sukatani. Ia menegaskan bahwa institusi Polri selalu terbuka terhadap kritik sebagai bahan evaluasi.

“Tidak ada masalah, mungkin ada kesalahpahaman, namun sudah diluruskan,” ujar Jenderal Sigit kepada wartawan, Jumat (21/2/25).

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa Polri tidak pernah bersikap antikritik. Justru, kritik dianggap sebagai masukan untuk melakukan perbaikan.

“Dalam menerima kritik, kita harus legowo. Yang penting ada perbaikan, dan jika ada hal yang perlu diklarifikasi, bisa disampaikan,” tambahnya.

Polri Terus Berbenah

Jenderal Sigit menegaskan bahwa Polri terus berupaya melakukan perbaikan internal. Langkah tersebut dilakukan dengan memberikan sanksi tegas kepada anggota yang melanggar aturan serta memberikan penghargaan kepada anggota berprestasi.

“Ini merupakan komitmen kami dalam meningkatkan kualitas institusi serta menjalankan evaluasi terhadap berbagai kekurangan,” jelasnya.

Sementara itu, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menegaskan bahwa Polri berkomitmen menjadi institusi yang modern dan terbuka terhadap kritik.

“Kapolri selalu menekankan agar Polri tidak antikritik. Ini adalah komitmen yang terus kami pegang,” ujar Trunoyudo.

Viral Lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ dan Permintaan Maaf Sukatani

Band Sukatani, yang berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah, menjadi sorotan setelah lagu mereka berjudul Bayar Bayar Bayar viral di media sosial. Lagu ini mengandung kritik terhadap oknum kepolisian di lapangan.

Namun, setelah viral, dua personel band tersebut mengunggah video permintaan maaf yang ditujukan kepada Polri. Mereka adalah Muhammad Syifa Al Ufti alias Electroguy (gitaris) dan Novi Chitra Indriyaki alias Twister Angels (vokalis).

“Kami meminta maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu yang kami ciptakan, Bayar Bayar Bayar, yang telah viral di berbagai platform media sosial,” ujar Muhammad Syifa Al Ufti dalam video tersebut.

Ia menegaskan bahwa lagu tersebut sebenarnya ditujukan untuk mengkritik oknum kepolisian yang melanggar aturan, bukan institusi Polri secara keseluruhan.

Seiring dengan permintaan maaf tersebut, Sukatani juga menarik lagu Bayar Bayar Bayar dari peredaran dan mengimbau para penggemar mereka untuk menghapus lagu itu dari media sosial.

“Kami mengimbau semua pengguna media sosial yang telah memiliki lagu ini agar menghapusnya. Jika ada risiko di kemudian hari, itu bukan tanggung jawab kami,” tambahnya.

Sukatani, Band Punk dengan Misi Sosial

Sukatani adalah band punk asal Purbalingga yang dikenal dengan kritik sosial dalam lirik-liriknya. Sejak debut pada Oktober 2022, mereka tampil dengan ciri khas balaclava dan aksi berbagi sayur yang menjadi signature mereka.

Album perdana mereka, Gelap Gempita, dirilis pada 24 Juli 2023 dengan nuansa post-punk dan new wave ala era 80-an. Keunikan lain dari Sukatani adalah penggunaan dialek Banyumasan dalam lagu-lagu mereka, menjadikannya lebih dekat dengan budaya lokal.

Selain musik, Sukatani juga memiliki misi sosial, yaitu menyuarakan perjuangan para petani. Lewat lirik-liriknya, mereka mengajak pendengar untuk lebih peduli terhadap sektor pertanian dan menyoroti bagaimana petani sering kali kurang mendapatkan apresiasi yang layak. (hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |