Surabaya (pilar.id) – Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, mengalami hipoglikemia setelah berlari sejauh tujuh kilometer. Akibatnya, ia mengalami pusing, kehilangan keseimbangan, hingga terjatuh dan mengalami luka di kelopak mata.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa hipoglikemia tidak hanya dialami oleh penderita diabetes, tetapi juga bisa terjadi pada siapa saja dengan kondisi tertentu.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Endokrin-Metabolik-Diabetes Universitas Airlangga (UNAIR), dr. Hermina Novida, SpPD KEMD FINASIM, menjelaskan bahwa hipoglikemia adalah kondisi kadar gula darah yang turun di bawah normal. Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai faktor, baik medis maupun non-medis.
“Hipoglikemia tidak hanya dialami oleh penderita diabetes, tetapi juga bisa terjadi akibat aktivitas fisik berlebihan, kurangnya asupan kalori, atau gangguan metabolisme insulin,” jelas dr. Hermina.
Penyebab Hipoglikemia
Menurut dr. Hermina, beberapa faktor medis dapat memicu hipoglikemia, di antaranya:
- Aktivitas fisik berlebihan yang meningkatkan sensitivitas insulin serta penggunaan kalori.
- Puasa terlalu lama, yang menyebabkan berkurangnya cadangan glikogen, terutama bagi penderita berat badan rendah atau penyakit liver kronis.
- Gangguan metabolisme insulin, seperti insulinoma (tumor pankreas yang memproduksi insulin berlebih) atau penyakit ginjal kronis.
- Efek obat-obatan tertentu, serta infeksi akut atau kondisi kritis yang mengganggu asupan kalori.
Tak hanya faktor medis, penyebab hipoglikemia juga bisa berasal dari gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan yang tidak teratur dan komposisi makanan yang tidak seimbang berperan besar dalam menurunkan kadar gula darah.
Stres dan kurang istirahat juga bisa menyebabkan seseorang melewatkan makan, sehingga tubuh kekurangan asupan energi.
“Ketika asupan kalori terganggu akibat pola makan tidak teratur, tubuh tidak memiliki cadangan energi yang cukup, sehingga risiko hipoglikemia semakin meningkat,” ungkapnya.
Cara Mencegah Hipoglikemia
Untuk mencegah hipoglikemia, dr. Hermina menekankan pentingnya menerapkan pola makan yang teratur dan seimbang. Beberapa langkah pencegahan yang disarankan, antara lain:
- Mengatur pola makan dengan jadwal yang teratur dan mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang.
- Menghindari aktivitas fisik berlebihan tanpa persiapan yang cukup.
- Mengonsumsi camilan sebelum berolahraga untuk menjaga kestabilan kadar gula darah.
- Memantau detak jantung dan kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes atau mereka yang memiliki riwayat hipoglikemia.
“Olahraga rutin sangat baik, tetapi hindari aktivitas yang terlalu berat. Pastikan tubuh dalam kondisi fit sebelum berolahraga,” tambahnya.
Selain itu, dr. Hermina juga mengingatkan masyarakat untuk lebih memahami tanda-tanda awal hipoglikemia dan cara mengatasinya. Edukasi melalui media sosial mengenai gejala awal, pertolongan pertama, serta pencegahan hipoglikemia menjadi sangat penting agar masyarakat lebih waspada terhadap kondisi ini.
Kesimpulan
Hipoglikemia bukan hanya menyerang penderita diabetes, tetapi juga bisa dialami oleh siapa saja, terutama mereka yang menjalani aktivitas fisik berat atau memiliki pola makan yang tidak teratur. Dengan mengenali penyebab dan cara mencegahnya, risiko hipoglikemia dapat dikurangi. Pastikan untuk selalu menjaga pola hidup sehat agar tubuh tetap bugar dan terhindar dari kondisi berbahaya ini. (ret/hdl)