Jakarta (pilar.id) – Lanskap ancaman siber di Indonesia semakin kompleks pada 2024. Laporan AwanPintar.id mengungkap bahwa serangan siber mengalami peningkatan drastis, didorong oleh teknologi canggih, kesalahan manusia, serta eksploitasi kerentanan lama dan baru.
Laporan Ancaman Digital di Indonesia Semester 2 dan Analisis Serangan Sepanjang Tahun 2024 yang dirilis oleh AwanPintar.id menunjukkan bahwa pelaku kejahatan siber kini memiliki lebih banyak keterampilan teknis, motivasi, serta sumber daya finansial untuk melancarkan serangan terhadap infrastruktur penting negara.
Indonesia menghadapi lonjakan serangan siber yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Data terbaru menunjukkan bahwa pada 2024, total serangan mencapai 5.743.607.694 kali, dengan kenaikan 32,44 persen pada semester 2 dibandingkan semester sebelumnya.
Serangan ini datang dari dua arah: luar negeri dan dalam negeri, menargetkan celah keamanan yang belum diperbaiki sekaligus membuka kerentanan baru dalam jaringan internet nasional.
Jakarta menjadi sasaran utama, mengingat posisinya sebagai pusat pemerintahan dan bisnis di Indonesia. Serangan yang berulang ini mengancam ketahanan dan kedaulatan siber nasional.
Pencurian Kredensial Melonjak Tajam
Salah satu ancaman terbesar yang diidentifikasi dalam laporan terbaru adalah serangan pencurian kredensial secara masif. Dalam dua bulan terakhir 2024, lebih dari 10 juta serangan terdeteksi dengan tujuan mengambil alih hak akses pengguna super atau administrator.
Jika pelaku berhasil mendapatkan hak akses tersebut, mereka dapat menguasai sistem jaringan sepenuhnya, membuka peluang untuk tindakan berbahaya seperti sabotase data, pencurian informasi, hingga pemerasan digital (ransomware).
Ancaman ini semakin nyata dengan eksploitasi CVE-2024-45519 yang menargetkan Zimbra Email Server, serta berbagai CVE dari tahun sebelumnya yang menyerang sistem Apache, Fortinet, Cisco, dan Mikrotik. Perangkat lunak ini banyak digunakan oleh perusahaan dan institusi di Indonesia, menjadikannya target utama bagi peretas.
Tindakan Pencegahan: Audit Keamanan Wajib Dilakukan
Meningkatnya pencurian kredensial ini menjadi peringatan serius bagi pemerintah, dunia bisnis, dan individu untuk segera melakukan audit keamanan siber secara menyeluruh. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Memastikan sistem dan perangkat lunak selalu diperbarui.
- Menerapkan autentikasi multi-faktor (MFA) untuk semua akun penting.
- Melakukan pelatihan keamanan siber bagi karyawan dan pengguna.
- Menggunakan sistem pemantauan ancaman secara real-time.
Kolaborasi untuk Ketahanan Siber Nasional
Dalam menghadapi serangan yang terus meningkat, kolaborasi antar lembaga menjadi kunci utama. AwanPintar.id bersama Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) terus memperkuat sinergi dalam membangun jaringan keamanan siber yang lebih solid.
Dengan berbagi data dan informasi secara komprehensif, diharapkan langkah ini dapat meningkatkan edukasi serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan data dan keamanan siber.
Keamanan siber bukan hanya tanggung jawab individu atau perusahaan, tetapi juga memerlukan dukungan dari seluruh ekosistem digital. Dengan kerja sama yang erat, Indonesia dapat membangun ketahanan siber yang lebih kuat dalam menghadapi ancaman di masa depan. (usm/hdl)