Yogyakarta (pilar.id) – Beralih ke mobil listrik saat ini memang menjadi pertimbangan penting, tetapi apakah itu kebutuhan tergantung pada situasi pribadi, regulasi, dan pandangan tentang lingkungan.
Mobil listrik (EV) dianggap lebih ramah lingkungan dibanding mobil berbahan bakar fosil karena mengurangi emisi karbon, terutama jika listriknya berasal dari sumber energi terbarukan.
Jika Anda peduli terhadap perubahan iklim dan ingin berkontribusi untuk mengurangi jejak karbon, maka beralih ke EV bisa jadi langkah penting.
Beberapa negara, termasuk Indonesia, mulai mendorong penggunaan mobil listrik melalui insentif pajak, subsidi, atau pengurangan biaya operasional seperti bebas ganjil-genap di Jakarta.
Jika pemerintah terus mendorong transisi ini, maka kebutuhan untuk beralih akan semakin meningkat karena regulasi akan memengaruhi biaya dan kenyamanan penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil.
Jadi, ingin beralih ke mobil listrik, berikut poin-poin penting yang wajib dipertimbangkan.
1. Kebutuhan dan Anggaran
Pertimbangkan kebutuhan mobilitas. Apakah mobil lebih sering digunakan untuk perjalanan dalam kota, antar kota, atau perjalanan jauh? Jarak tempuh harian Anda bisa menentukan kapasitas baterai (range) yang Anda butuhkan.
Lalu cek anggaran Anda. Harga mobil listrik biasanya lebih tinggi dibanding mobil konvensional, tapi ada potensi penghematan jangka panjang dari biaya perawatan dan bahan bakar. Pastikan Anda tahu total biaya kepemilikan (Total Cost of Ownership, TCO).
2. Infrastruktur Pengisian Daya
Poin pentingnya adalah lokasi charging station. Apakah ada stasiun pengisian daya (SPKLU) di dekat rumah, tempat kerja, atau di rute perjalanan Anda?
Lalu kemampuan home charging. Apakah Anda bisa memasang perangkat pengisian daya di rumah (home charger)? Pastikan instalasi listrik di rumah cukup memadai untuk mendukung pengisian daya.
Pelajari juga waktu yang dibutuhkan untuk mengisi daya mobil (pengisian cepat vs. pengisian standar) dan pastikan sesuai dengan rutinitas Anda.
3. Spesifikasi Teknis
Pilih mobil dengan kapasitas baterai yang sesuai dengan kebutuhan jarak tempuh Anda. Rata-rata mobil listrik saat ini memiliki jarak tempuh 300-500 km dalam sekali pengisian.
Beberapa mobil listrik lebih hemat energi (kWh/100 km). Bandingkan efisiensi ini dengan kendaraan lain.
Jika Anda suka akselerasi cepat atau berkendara di medan tertentu, perhatikan spesifikasi seperti torsi, kecepatan maksimum, dan fitur penggerak (FWD, RWD, AWD).
4. Fitur dan Teknologi
Mobil listrik umumnya dilengkapi dengan fitur keamanan modern, seperti sistem pengereman otomatis, kamera 360°, atau lane assist. Pastikan fitur ini sesuai dengan kebutuhan Anda.
Banyak EV menawarkan aplikasi untuk memantau status baterai, pengisian daya, atau rute stasiun pengisian. Cek apakah fitur ini tersedia. Ada EV yang menyediakan mode hemat energi (eco), sport, atau normal untuk menyesuaikan dengan gaya berkendara.
5. Garansi dan Layanan Purna Jual
Baterai adalah komponen paling mahal. Pilih mobil listrik yang menawarkan garansi baterai yang panjang (biasanya 8-10 tahun atau sekitar 160.000 km). Pastikan ada layanan purna jual di daerah Anda, termasuk ketersediaan suku cadang.
Periksa juga, bagaimana proses klaim garansi untuk baterai, motor listrik, atau perangkat lunak mobil listrik.
6. Pajak dan Insentif
Di beberapa wilayah, pajak mobil listrik lebih murah dibanding mobil konvensional. Cari tahu tarif pajak yang berlaku di daerah Anda. Indonesia saat ini memberikan insentif untuk pembelian mobil listrik, seperti potongan harga atau pengurangan pajak. Cari tahu apakah Anda memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif ini.
7. Cek Reputasi dan Review
Sebelum membeli, cari tahu pengalaman pengguna lain, terutama soal keandalan baterai, layanan purna jual, dan kinerja kendaraan. Sebelum memutuskan membeli, lakukan test drive untuk merasakan langsung performa dan kenyamanan mobil listrik.
Bandingkan spesifikasi berbagai model mobil listrik yang tersedia di pasaran. Jika Anda masih ragu, konsultasikan dengan ahli atau komunitas pengguna mobil listrik. (mad/hdl)