Anxiety: Rasa Cemas yang Berlebihan dan Cara Menangani

3 weeks ago 27

Solo (pilar.id) – Rida, seorang karyawati berusia 28 tahun di sebuah perusahaan di Solo, telah bekerja selama lima tahun di lingkungan yang serba cepat dan penuh tekanan. Setiap hari, ia harus memenuhi target yang ketat, menghadiri rapat-rapat mendadak, dan menjaga komunikasi yang baik dengan timnya.

Meski terlihat sukses di mata orang lain, Rida sering merasa cemas yang berlebihan. Jantungnya berdebar kencang, tangannya berkeringat, dan pikirannya dipenuhi kekhawatiran akan kesalahan kecil yang mungkin ia lakukan.

Bahkan, di malam hari, ia kerap terbangun karena mimpi buruk tentang pekerjaan yang belum selesai. Rida menyadari bahwa kecemasannya mulai mengganggu kesehariannya, tetapi ia bingung bagaimana cara mengatasinya.

Apa Itu Anxiety?

Anxiety, atau rasa cemas yang berlebihan, adalah respons alami tubuh terhadap stres atau situasi yang dianggap mengancam.

Namun, ketika kecemasan ini menjadi intens, berlangsung lama, dan mengganggu aktivitas sehari-hari, hal tersebut dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan (anxiety disorder). Gangguan ini dapat memengaruhi emosi, pikiran, dan bahkan kesehatan fisik seseorang.

Gejala Anxiety yang Perlu Diwaspadai

  • Gejala Fisik: Jantung berdebar, berkeringat, gemetar, sesak napas, dan sakit kepala.
  • Gejala Emosional: Perasaan takut yang berlebihan, khawatir berlebihan, dan mudah tersinggung.
  • Gejala Kognitif: Sulit berkonsentrasi, pikiran negatif yang terus-menerus, dan ketakutan akan hal-hal buruk yang mungkin terjadi.
  • Gejala Perilaku: Menghindari situasi yang memicu kecemasan, seperti interaksi sosial atau tanggung jawab pekerjaan.

Penyebab Anxiety

Beberapa faktor yang dapat memicu anxiety antara lain:

  • Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan.
  • Lingkungan: Stres di tempat kerja, masalah finansial, atau hubungan yang tidak harmonis.
  • Kepribadian: Orang dengan tipe kepribadian perfeksionis atau terlalu kritis terhadap diri sendiri lebih rentan mengalami anxiety.
  • Trauma: Pengalaman traumatis di masa lalu, seperti kekerasan atau kecelakaan.

Penanganan Mandiri Anxiety

  • Terapi Psikologis: Terapi kognitif perilaku (CBT) dapat membantu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif.
  • Relaksasi: Teknik pernapasan dalam, meditasi, atau yoga dapat mengurangi gejala fisik anxiety.
  • Olahraga Teratur: Aktivitas fisik seperti jogging atau berenang dapat melepaskan endorfin yang meningkatkan mood.
  • Dukungan Sosial: Berbicara dengan teman, keluarga, atau kelompok support dapat memberikan rasa nyaman dan mengurangi beban emosional.
  • Konsultasi dengan Profesional: Jika anxiety sudah sangat mengganggu, segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dengan memahami anxiety dan cara mengelolanya, kita dapat membantu diri sendiri atau orang terdekat untuk hidup lebih tenang dan produktif. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika kecemasan sudah sulit dikendalikan. (ret)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |