AS Keluar dari WHO, Ini Dampaknya bagi Politik Global dan Kesehatan Internasional

6 days ago 16

Surabaya (pilar.id)  – Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47, Donald Trump, resmi menarik AS dari keanggotaan World Health Organization (WHO) setelah dilantik pada Senin (20/1/2025). Langkah ini kembali mengulang kebijakan serupa yang pernah diambilnya pada 2020, sebelum akhirnya dibatalkan oleh Presiden Joe Biden setahun kemudian.

Keputusan ini memicu kekhawatiran para ahli mengenai respons dunia terhadap pandemi di masa depan. Trump beralasan bahwa WHO gagal melakukan reformasi yang diperlukan serta terlalu dipengaruhi oleh China.

Sebagai penyumbang terbesar WHO, AS sebelumnya menyokong sekitar 20 persen dari total anggaran tahunan organisasi tersebut yang mencapai 6,8 miliar Dollar AS.

Dosen Hubungan Internasional Universitas Airlangga (UNAIR), Agastya Wardhana, menjelaskan bahwa keputusan AS keluar dari WHO erat kaitannya dengan pendanaan.

“AS adalah founding member WHO. Keputusan untuk keluar ini berkaitan dengan funding,” ujar Agas.

Trump menilai sistem pendanaan WHO tidak adil, terutama jika dibandingkan dengan kontribusi China yang lebih kecil meskipun memiliki populasi lebih besar. Trump beranggapan bahwa AS mengeluarkan uang secara cuma-cuma tanpa mendapatkan keuntungan sepadan.

Selain faktor ekonomi, kebijakan ini juga mencerminkan gaya kepemimpinan Trump yang cenderung menutup diri dan lebih fokus pada kepentingan domestik.

“Ini mencerminkan kebijakan luar negeri AS yang kembali ke era Trump, yaitu sangat menutup diri dan berfokus pada kepentingan nasional,” tambah Agas.

Dampak Politik dan Kesehatan Global

Keputusan AS meninggalkan WHO memicu dampak besar dalam politik global. Menurut Agas, keluarnya AS menciptakan ruang kosong yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain, seperti China, untuk meningkatkan pengaruhnya di organisasi kesehatan dunia itu.

“Dinamika stabilitas politik global bisa berubah karena negara lain akan memanfaatkan peluang ini untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan AS,” jelasnya.

Di sisi lain, dampaknya terhadap sistem kesehatan global dinilai tidak terlalu signifikan. Menurut Agas, sistem kesehatan dunia tidak hanya bergantung pada negara, tetapi juga pada jaringan pakar, peneliti, dan organisasi non-pemerintah (NGO).

“Saat pandemi COVID-19, keluarnya AS dari WHO hanya menimbulkan masalah teknis, tetapi secara umum sistem kesehatan global tetap berjalan,” katanya.

Pengaruh terhadap Bantuan Luar Negeri

Dampak yang lebih besar justru dirasakan dalam hal bantuan luar negeri (foreign aid). AS selama ini menjadi donor utama melalui USAID dan berbagai lembaga lainnya.

Dengan dihentikannya bantuan ini, negara-negara berkembang yang bergantung pada pendanaan AS harus menghadapi tantangan dalam membiayai program kesehatan dan pembangunan.

Namun, bagi Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara, kondisi ini bukan ancaman besar. “Sejak Perang Dingin, kita sudah terbiasa beradaptasi di antara dua kekuatan besar. Tantangan justru lebih terasa bagi negara-negara aliansi AS yang selama ini mendapat bantuan langsung,” jelas Agas.

Keputusan AS keluar dari WHO menandai perubahan kebijakan luar negeri di bawah kepemimpinan Trump. Selain berdampak pada dinamika politik global, kebijakan ini juga mendorong negara lain untuk lebih mandiri dalam menghadapi tantangan kesehatan dan pembangunan di masa depan. (hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |