Jakarta (pilar.id) – Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin, 24 Februari 2025 lalu. Danantara hadir sebagai strategi nasional untuk mengkonsolidasikan kekuatan ekonomi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
PT Brantas Abipraya (Persero), sebagai salah satu BUMN strategis, menyatakan komitmennya dalam menyukseskan Danantara.
Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya, menjelaskan bahwa Danantara merupakan gabungan dari tiga kata: Daya Anagata Nusantara, yang berarti Kekuatan Masa Depan Indonesia. Program ini diharapkan menjadi katalis utama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Kami berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur nasional, termasuk sektor energi hijau sebesar 60-70 gigawatt yang menjadi fokus investasi Danantara,” ujar Dian Sovana.
Dampak Positif Danantara bagi Ekonomi Nasional
Sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekonomi nasional, Danantara menawarkan berbagai manfaat, di antaranya:
- Efisiensi dan Kecepatan – Pemangkasan birokrasi memungkinkan pengambilan keputusan lebih cepat dan responsif terhadap pasar.
- Keuangan yang Lebih Sehat – BUMN diharapkan lebih mandiri dalam mencari sumber modal tanpa bergantung pada Penyertaan Modal Negara (PMN).
- Sinergi Antar-BUMN – Integrasi yang lebih erat di antara perusahaan BUMN memperkuat daya saing dan inovasi.
- Dampak Langsung bagi Masyarakat – Dengan pengelolaan yang lebih baik, manfaat BUMN dapat lebih cepat dirasakan dalam aspek layanan, infrastruktur, dan pertumbuhan ekonomi.
Menuju Kemandirian Ekonomi Nasional
Sejalan dengan visi Presiden Prabowo, Danantara diharapkan menjadi pondasi utama bagi Indonesia untuk mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri, sebagaimana cita-cita Presiden Soekarno.
Program ini menargetkan optimalisasi pengelolaan aset negara guna mempercepat industrialisasi berbasis nilai tambah.
Alih-alih mengekspor sumber daya alam dalam bentuk mentah, Danantara mendorong pemanfaatan hasil bumi untuk kepentingan nasional. Ketahanan pangan menjadi salah satu fokus utama, dengan program swasembada beras dan gula serta pengembangan produksi biofuel.
Dalam mendukung visi tersebut, Brantas Abipraya turut berkontribusi melalui proyek pembangunan bendungan dan irigasi guna memastikan ketahanan air untuk sektor pertanian.
“Danantara bukan sekadar entitas bisnis, melainkan pilar utama ekosistem ekonomi nasional yang tangguh dan berkelanjutan. Kami ingin Indonesia bebas dari ketergantungan asing dan semakin diperhitungkan dalam perekonomian global,” tutup Dian Sovana.
Dengan sinergi berbagai pihak, Danantara diharapkan mampu mengakselerasi transformasi ekonomi Indonesia, membawa negeri ini menuju era Indonesia Emas 2045—menjadi negara yang mandiri, berdaulat, dan disegani di kancah internasional. (usm/hdl)