Nvidia, salah satu produsen chip terbesar asal Amerika Serikat, mengalami kehilangan nilai pasar hampir 600 miliar Dollar AS atau setara dengan Rp 9.731,7 triliun (kurs Rp 16.219 per Dollar AS) pada Senin (27/1/2025) lalu. Penurunan ini terjadi akibat kemunculan DeepSeek, sebuah teknologi kecerdasan buatan (AI) dari China, yang menggemparkan pasar teknologi global.
Kemunculan DeepSeek langsung memicu kepanikan. Teknologi AI ini menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store milik Apple di AS, memunculkan kekhawatiran akan ancaman terhadap dominasi perusahaan AI berbasis AS. Kekhawatiran ini membuat investor melepas saham-saham perusahaan teknologi besar, termasuk Nvidia.
Akibatnya, saham Nvidia anjlok hingga 17 persen dalam satu hari, mencatatkan kerugian terbesar di Wall Street berdasarkan data pasar LSEG.
Penurunan ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan rekor kerugian satu hari sebelumnya yang dialami Nvidia pada September lalu. Penurunan tersebut turut menyeret indeks Nasdaq, yang kaya akan perusahaan teknologi, turun lebih dari 3 persen.
DeepSeek, Ganggu Dominasi
DeepSeek adalah produk dari startup China yang baru didirikan setahun lalu. Chatbot DeepSeek berhasil menjadi aplikasi gratis dengan peringkat tertinggi di Apple App Store AS. Menurut investor teknologi Marc Andreessen, kemunculan DeepSeek adalah momen Sputnik AI yang menandai terobosan besar dalam teknologi kecerdasan buatan.
Yang mengejutkan, DeepSeek dikembangkan dengan biaya yang sangat rendah, hanya 5,6 juta Dollar AS. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan miliaran Dollar AS yang dihabiskan oleh raksasa teknologi AS untuk mengembangkan AI. Strategi ini menjadi sorotan global karena efisiensinya yang luar biasa.
“Dominasi teknologi AS kini ditantang oleh Tiongkok,” kata Kathleen Brooks, Direktur Riset di platform perdagangan XTB, seperti dikutip dari Channel News Asia. Ia menambahkan bahwa persaingan ini menyoroti kemampuan Tiongkok untuk menghasilkan teknologi yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih hemat biaya dibandingkan AS.
Namun, Art Hogan, Kepala Strategi Pasar di B Riley Wealth, mengingatkan bahwa pasar masih skeptis terhadap klaim dari DeepSeek. “Semua orang mencoba mencari tahu, ‘Bisakah ini dipercaya?’ dan ‘Apa dampaknya bagi industri?’” katanya.
Prasangka lain yang muncul, DeepSeek lahir dari negeri dengan kultur politik yang selama ini dianggap tak mendukung kebebasan. Artinya, esensi kemerdekaan dalam ber-AI dipertanyakan; bagaimana dengan ancaman keamanan data? Bagaimana dengan privacy?
Ambisi Nvidia dalam Revolusi AI
Nvidia selama ini dikenal sebagai pemimpin dalam teknologi AI, dengan GPU (Graphics Processing Unit) yang sangat kuat untuk mendukung deep learning dan perhitungan kompleks. Selain hardware, Nvidia juga menawarkan software dan tools untuk mendukung pengembangan AI, menjadikannya solusi lengkap bagi para pengembang.
Produk-produk unggulan Nvidia, seperti GPU GeForce RTX dan sistem NVIDIA DGX, telah menjadi andalan dalam melatih model AI. Nvidia juga memiliki platform CUDA, yang memungkinkan pengembang memanfaatkan GPU secara maksimal. Dengan pendekatan ini, Nvidia telah menciptakan ekosistem yang kuat untuk mendukung revolusi AI.
Namun, kehadiran DeepSeek mengubah segalanya. DeepSeek menggunakan model bisnis open-source yang memungkinkan pengembang mengakses dan memodifikasi model mereka secara bebas. Ini menciptakan tantangan serius bagi Nvidia, yang selama ini mengandalkan penjualan GPU dengan harga tinggi.
Tantangan dan Masa Depan AI
Meski menjanjikan, DeepSeek masih memiliki beberapa keterbatasan. Startup ini belum memiliki ekosistem selengkap Nvidia, termasuk dukungan perangkat lunak dan pengalaman dalam membangun infrastruktur AI skala besar. Namun, keberhasilannya dalam menciptakan model AI yang efisien dengan biaya rendah menjadi ancaman nyata.
Persaingan antara Nvidia dan DeepSeek, serta pemain lain seperti AMD, Intel, dan Google, diprediksi akan mendorong inovasi lebih lanjut dalam industri AI. Artinya, masa depan AI akan semakin beragam, dengan berbagai jenis hardware dan software yang digunakan untuk mengembangkan model AI yang lebih terjangkau dan efisien.
Kemunculan DeepSeek menandai babak baru dalam persaingan teknologi AI global. Nvidia, meskipun saat ini terancam, masih memiliki keunggulan dalam ekosistemnya yang kuat. Di sisi lain, DeepSeek menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu membutuhkan biaya besar. Masa depan AI akan ditentukan oleh siapa yang mampu menciptakan solusi terbaik dengan biaya paling efisien.
Dengan teknologi AI yang terus berkembang, peluang dan tantangan baru akan terus bermunculan. Apakah Nvidia mampu mempertahankan dominasinya, atau DeepSeek akan menjadi pemain utama baru? Hanya waktu yang akan menjawab. (hdl)