EKONID dan Goethe-Institut Perkuat Kemitraan, Siapkan Pekerja Terampil Indonesia ke Jerman

1 month ago 46

Jakarta (pilar.id) – Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (AHK Indonesia/EKONID) dan Goethe-Institut Indonesien resmi memperkuat kemitraan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Jakarta pada Selasa, 4 Februari 2025.

Kolaborasi ini bertujuan untuk membekali tenaga kerja terampil Indonesia dengan informasi lengkap serta persiapan menyeluruh guna menghadapi tantangan bekerja dan menetap di Jerman.

Acara penandatanganan berlangsung di kantor EKONID, Menteng, Jakarta, dan dihadiri oleh Direktur Eksekutif EKONID, Jan Rönnfeld, serta Wakil Direktur Goethe-Institut Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, Ulrike Drissner.

Hadir pula perwakilan dari Kedutaan Besar Jerman, GIZ, dan DAAD yang turut menyaksikan momen penting ini.

Jerman Butuh Pekerja Terampil, Indonesia Punya Potensi Besar

Jerman tengah menghadapi kekurangan tenaga kerja terampil. Sejak 2018, pemerintahnya telah menginisiasi berbagai kebijakan untuk menarik pekerja berkualitas dari luar negeri.

Salah satunya adalah Undang-Undang Imigrasi Tenaga Kerja Terampil (FEG) tahun 2020 yang membuka peluang bagi tenaga kerja non-Uni Eropa, termasuk Indonesia, untuk bekerja di Jerman.

Meski memiliki jumlah tenaga kerja terampil yang besar, Indonesia masih menghadapi sejumlah kendala dalam pengiriman tenaga kerja ke Jerman. Beberapa tantangan utama mencakup pengakuan kualifikasi, hambatan bahasa, serta proses integrasi budaya.

Dukungan EKONID dan Goethe-Institut untuk Pekerja Indonesia

Melalui kemitraan ini, EKONID dan Goethe-Institut akan memperluas layanan konsultasi bagi tenaga kerja terampil Indonesia. Keduanya akan bekerja sama dalam menyelenggarakan berbagai program edukasi, acara, dan pelatihan guna memastikan kesiapan pekerja sebelum berangkat ke Jerman.

Direktur Eksekutif EKONID, Jan Rönnfeld, menyatakan bahwa sejak 1915, EKONID telah menjadi penghubung strategis antara ekonomi Jerman dan Indonesia.

“Melalui proyek ProRecognition yang kami luncurkan tahun lalu, kami ingin membantu tenaga kerja Indonesia dalam proses pengakuan kualifikasi dan integrasi di Jerman. Dengan bekerja sama dengan Goethe-Institut, kami dapat mempermudah tenaga kerja profesional Indonesia dalam menjalani proses yang diperlukan untuk bekerja di Jerman,” jelasnya.

Sementara itu, Ulrike Drissner menambahkan bahwa Goethe-Institut telah lama mendukung masyarakat Indonesia dalam mempersiapkan diri untuk studi dan pekerjaan di Jerman.

“Kami menawarkan kursus dan ujian bahasa Jerman, serta program pelatihan untuk pengajar bahasa Jerman di Indonesia. Dengan adanya kerja sama ini, kami optimis dapat membuka lebih banyak kesempatan bagi tenaga kerja Indonesia untuk beradaptasi di pasar tenaga kerja Jerman,” ungkapnya.

Peran EKONID dan Goethe-Institut dalam Program Ini

Sebagai penghubung strategis antara ekonomi Indonesia dan Jerman, EKONID akan memberikan panduan terkait pengakuan kualifikasi profesi, akses ke pasar tenaga kerja, serta prosedur masuk dan menetap di Jerman.

Di sisi lain, Goethe-Institut, melalui proyek pra-integrasi di Asia Tenggara, akan membantu tenaga kerja Indonesia dalam meningkatkan keterampilan bahasa, pemahaman antarbudaya, serta wawasan regional sebelum mereka bekerja di Jerman.

EKONID (AHK Indonesia) adalah organisasi yang menjembatani kepentingan bisnis Indonesia dan Jerman. EKONID mendukung perusahaan dari kedua negara dalam mengembangkan peluang bisnis, investasi, dan kemitraan strategis.

Goethe-Institut merupakan lembaga kebudayaan resmi Jerman yang mempromosikan pembelajaran bahasa Jerman serta pertukaran budaya internasional.

ProRecognition adalah program yang didanai oleh Kementerian Federal Jerman untuk Pendidikan dan Riset (BMBF). Program ini menyediakan layanan konsultasi bagi tenaga kerja Indonesia agar kualifikasi akademik dan vokasi mereka dapat diakui di Jerman.

Dengan kerja sama ini, diharapkan semakin banyak tenaga kerja terampil Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja Jerman dan mendapatkan peluang karier yang lebih baik di kancah internasional. (mad/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |