Insiden Peretasan Industri Kripto, Momen Soroti Pentingnya Keamanan dan Perlindungan

2 weeks ago 15

Jakarta (pilar.id) – Insiden peretasan yang menimpa salah satu platform perdagangan kripto baru-baru ini kembali mengingatkan pentingnya keamanan dalam industri aset digital.

Kerugian yang diperkirakan mencapai 1,46 miliar Dollar AS atau sekitar Rp 23,8 triliun dalam bentuk Ethereum (ETH) tidak hanya memicu volatilitas pasar, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan dana pengguna di platform terpusat.

Insiden ini langsung memengaruhi pergerakan harga aset kripto utama. Bitcoin sempat mengalami penurunan tajam hingga 97.000 Dollar AS, sementara Ethereum turun di bawah 2.700 Dollar AS.

Selain itu, terjadi peningkatan arus keluar dana dari platform kripto terpusat (CEX), menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap sistem keamanan bursa masih menjadi faktor kunci dalam pengambilan keputusan.

Momentum untuk Meningkatkan Keamanan

Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, menegaskan bahwa peristiwa ini harus menjadi momentum bagi industri untuk meningkatkan perlindungan aset pengguna.

“Keamanan aset pengguna adalah prioritas utama kami. Exchange harus terus mengevaluasi sistem mereka, berkolaborasi dengan mitra kustodian, serta mengimplementasikan teknologi pemantauan yang lebih canggih untuk mencegah kejadian serupa,” ujar Iqbal.

Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dengan regulator dan penerapan teknologi keamanan terbaru, termasuk audit rutin oleh pihak ketiga independen dan peningkatan protokol verifikasi identitas pengguna (KYC/AML).

Regulasi Global yang Lebih Ketat

Insiden ini juga mendorong regulator global untuk mempercepat penerapan aturan yang lebih ketat.

Inisiatif seperti Peraturan Pasar Aset Kripto (MiCA) di Uni Eropa dan Financial Innovation and Technology for the 21st Century Act (FIT21) di Amerika Serikat semakin mendapat perhatian sebagai langkah konkret untuk mengurangi risiko peretasan dan meningkatkan transparansi industri.

Industri Kripto di Indonesia

Di Indonesia, regulator dan pelaku industri terus memantau perkembangan situasi untuk memastikan stabilitas pasar. Menurut Iqbal, hingga saat ini, belum ada dampak signifikan terhadap aktivitas perdagangan kripto lokal.

Beberapa exchange kripto di Indonesia telah memperketat sistem perlindungan dan memperkuat kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Langkah-langkah ini mencakup penerapan teknologi keamanan terbaru, audit rutin, serta pembentukan dana perlindungan investor sebagai jaminan tambahan bagi pengguna.

Edukasi dan Kesadaran Pengguna

Selain upaya mitigasi risiko, edukasi kepada pengguna juga menjadi fokus utama. Pelaku industri kripto terus mengedukasi pengguna tentang pentingnya pengelolaan aset digital secara aman, termasuk opsi self-custody bagi mereka yang ingin menyimpan asetnya sendiri untuk mengurangi risiko terkait bursa terpusat.

Meskipun insiden ini menjadi peringatan bagi industri, komunitas kripto di Indonesia tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang aset digital.

Para analis menilai bahwa dampak peretasan ini terhadap pasar global cenderung bersifat sementara, mengingat fundamental Bitcoin dan aset kripto lainnya tetap kuat.

Dengan semakin matangnya regulasi serta perkembangan adopsi teknologi blockchain, industri kripto diperkirakan akan semakin solid dan mampu menghadapi tantangan di masa depan. (usm/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |