Jawa Timur Kukuhkan Diri Sebagai Lumbung Pangan Nasional Lewat Panen Raya Serentak 2025

2 weeks ago 23

Ngawi (pilar.id) — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin Panen Raya Padi Serentak di 37 kabupaten/kota se-Jawa Timur pada Senin (7/4/2025), dengan pusat kegiatan di Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi.

Panen ini mencakup total luas 5.500 hektare, sekaligus menjadi bagian dari Panen Raya Nasional yang dilaksanakan serentak di 14 provinsi dan dipimpin Presiden RI secara virtual.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah menyatakan komitmen penuh Jawa Timur untuk menjaga posisinya sebagai lumbung pangan nasional.

“Jawa Timur siap menjaga ketahanan pangan nasional melalui kolaborasi kuat seluruh elemen pertanian dan pemerintah daerah,” tegasnya.

Kontribusi Signifikan Terhadap Produksi Nasional

Jawa Timur memiliki luas baku sawah sebesar 1.207.997 hektare dan menyumbang 17,48 persen terhadap produksi beras nasional.

Sepanjang tahun 2024, total luas panen mencapai 1.616.985 hektare dengan produktivitas 5,73 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare. Ini menghasilkan total 9.270.435 ton GKG atau setara 5.352.936 ton beras.

Angka tersebut menempatkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan kontribusi terbesar terhadap produksi padi nasional, yakni 17,44 persen. “Selama lima tahun terakhir, Jawa Timur konsisten menjadi provinsi dengan produksi padi tertinggi,” jelas Khofifah.

Produksi Awal 2025 Naik Signifikan

Memasuki tahun 2025, tren produksi padi di Jatim menunjukkan peningkatan pesat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur per 3 Maret 2025 mencatat bahwa luas panen Januari–April 2025 mencapai 838.473 hektare, meningkat 20,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 697.727 hektare.

Produksi GKG juga naik dari 4.044.480 ton pada Januari–April 2024 menjadi 4.800.015 ton tahun ini, atau meningkat 18,68 persen. Produksi beras turut melonjak dari 2.335.364 ton menjadi 2.771.626 ton pada periode yang sama.

Peran Teknologi dan Dukungan Pemerintah

Keberhasilan panen ini juga didukung penggunaan teknologi modern seperti combine harvester, penerapan varietas unggul, serta dukungan pemerintah melalui penyediaan pupuk.

Biaya produksi per hektare di wilayah panen utama berkisar Rp 18 juta hingga Rp 20 juta, dengan provitas mencapai 6,5 hingga 7,5 ton per hektare dan harga gabah stabil di angka Rp 6.500 per kg.

Panen padi di Kabupaten Ngawi sendiri mencakup wilayah seluas 1.000 hektare yang tersebar di Desa Kartoharjo, Kandangan, Legokulon, dan Jatirejo dengan varietas unggulan Inpari 32 dan sistem tanam Jarwo 4.1.

Penyerapan Gabah dan Tambah Tanam Terus Meningkat

Hingga 6 April 2025, realisasi luas tambah tanam di Jatim mencapai 628.110 hektare. Di sisi hilir, penyerapan gabah oleh BULOG Jatim juga menunjukkan progres baik. Dari target 593.262 ton beras untuk Februari–April 2025, telah terserap 150.433 ton atau 25,36 persen.

Khofifah menekankan, “Keberhasilan pertanian tidak hanya diukur dari produksi, tetapi juga dari kesejahteraan petani. Oleh karena itu, dukungan berupa benih, alat mesin pertanian, dan penyuluhan terus kami tingkatkan.”

Panen Nasional Dipimpin Presiden RI

Selain di Jawa Timur, panen raya nasional ini juga berlangsung serentak di 14 provinsi lain, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, Banten, Lampung, Aceh, Sumatera Utara, hingga Kalimantan dan NTB. Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi terhadap kerja keras para petani.

“Kita semua adalah satu tim. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras untuk swasembada pangan Indonesia,” ujar Presiden Prabowo dalam sambutan virtualnya.

Panen raya ini menjadi simbol keberhasilan sinergi lintas wilayah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Jawa Timur, dengan capaian dan kontribusinya, terus membuktikan diri sebagai pilar utama dalam sektor pertanian nasional. (ted)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |