Jurus BRI Pertahankan Kinerja Solid di Tengah Dinamika Ekonomi Global, Seperti Apa?

3 weeks ago 33

Jakarta (pilar.id) – Ketidakpastian ekonomi global terus menjadi tantangan besar bagi sektor perbankan, termasuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI). Fluktuasi pasar, kompleksitas isu global, serta dinamika domestik menuntut respons strategis yang tepat. Di tengah kondisi ini, BRI berhasil mempertahankan kinerja solid dan menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Direktur Utama BRI, Sunarso, menegaskan komitmen Perseroan untuk berkontribusi pada perekonomian nasional. Meski dihadapkan pada berbagai tantangan, BRI optimistis mencapai tren profitabilitas pada 2025-2026.

Dengan prinsip kehati-hatian, BRI mengadopsi strategi ‘wait and see’ untuk merespons dinamika pasar sekaligus mengembangkan pendekatan fleksibel dan terukur.

“Jika tantangannya tidak lebih buruk dari sekarang, kita masih bisa bertahan. Namun, jika tantangannya memburuk, kita harus punya plan B. Apa yang harus kita perketat, mana yang harus kita jaga, kita sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi kondisi yang lebih buruk,” ujar Sunarso dalam podcast BBRI Pilar Utama Perbankan Nasional: Peluang Besar di 2025 di kanal YouTube Hermanto Tanoko.

Strategi BRI: Analogi Sepak Bola dan Prinsip Keberlanjutan

Sunarso menggambarkan pendekatan BRI dengan analogi kompetisi sepak bola. Menurutnya, prinsip utama yang dipegang BRI adalah meraih kemenangan, meskipun hasilnya tidak selalu sempurna.

“Dalam keadaan normal, BRI bisa menang 3-0, artinya likuiditas, kualitas, dan profitabilitas dalam kondisi baik. Namun, di situasi penuh ketidakpastian, cukup menang 2-1, yakni dengan menjaga likuiditas dan kualitas untuk memastikan keberlanjutan. Meskipun profitabilitas sedikit menurun, yang penting kita tetap bertahan,” jelasnya.

Sunarso menyoroti pentingnya kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai fondasi kuat untuk ekspansi bisnis dan mitigasi risiko. Saat ini, CAR BRI tercatat lebih dari 26 persen, jauh di atas threshold Basel III yang hanya membutuhkan CAR sebesar 17,5 persen.

“Dengan CAR 26 persen, kami memiliki ruang lebih dari 7 persen untuk penggunaan modal. Ini menunjukkan bahwa selama lima tahun ke depan, berapa pun laba yang dihasilkan, BRI tidak perlu menahan laba untuk memperkuat modal,” ujarnya.

Selain itu, BRI juga menjaga kualitas aset dengan pengelolaan portofolio kredit yang hati-hati. Perseroan telah menyediakan pencadangan yang mencukupi untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas aset, sehingga memastikan kinerja perusahaan tetap solid.

Optimisme Menghadapi Masa Depan

Berbekal prinsip antisipatif dan strategi yang matang, Sunarso yakin BRI dapat menjaga momentum pertumbuhan di tengah dinamika global dan domestik. Daya tahan BRI yang kuat dalam menghadapi tantangan eksternal maupun internal telah membuktikan kemampuan Perseroan untuk tumbuh secara berkelanjutan.

“Kami tetap konsisten memberikan nilai tambah yang signifikan bagi pemegang saham dan stakeholders lainnya,” tegas Sunarso.

Dengan langkah-langkah strategis ini, BRI tidak hanya mempertahankan stabilitas bisnis, tetapi juga mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan masa depan yang lebih kompleks. (hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |