KOLTIVA Dorong Kepatuhan Regulasi Anti Deforestasi Uni Eropa untuk Keberlanjutan Industri Pertanian

1 month ago 41

Jakarta (pilar.id) – KOLTIVA menginisiasi forum diskusi BeyondTraceability Talks untuk mendorong dialog multi-pemangku kepentingan terkait kepatuhan regulasi dalam industri pertanian berkelanjutan.

Dengan tema Dari Pertanian ke Pasar Global: Kepatuhan Regulasi untuk Industri Pertanian yang Tangguh dan Berkelanjutan, acara ini menyoroti tantangan dan peluang dalam memenuhi standar keberlanjutan internasional, khususnya Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR).

Dalam forum ini, perwakilan pemerintah, pelaku bisnis pertanian, serta mitra publik-swasta membahas tekanan yang semakin besar untuk memenuhi regulasi seperti EUDR, Corporate Sustainability Reporting Directive (CSRD), dan Corporate Social Due Diligence Directive (CSDDD).

Kolaborasi antara pemangku kepentingan menjadi kunci dalam memastikan kepatuhan penuh, sekaligus mengintegrasikan petani kecil dalam rantai pasok global.

Menjawab Tantangan Kepatuhan Regulasi

Seiring meningkatnya permintaan pasar global terhadap transparansi dan keberlanjutan, Indonesia terus berupaya memastikan rantai pasoknya memenuhi standar internasional.

Salah satu langkah penting adalah Dashboard Nasional yang dikembangkan pemerintah untuk meningkatkan ketertelusuran dan pemantauan kepatuhan industri pertanian.

Menurut Diah Suradiredja, dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia (CMEA), regulasi seperti EUDR, CSRD, dan CSDDD akan berdampak besar pada industri.

“EUDR bukan satu-satunya regulasi yang harus diperhatikan. Industri harus mulai mempersiapkan diri menghadapi berbagai aturan baru agar dapat bersaing di pasar global,” ujar Diah.

Salah satu tantangan utama kepatuhan regulasi adalah keterbatasan akses petani kecil terhadap teknologi, infrastruktur, dan pendanaan. Banyak petani masih kesulitan memenuhi standar ketertelusuran yang ketat untuk membuktikan produksi mereka bebas deforestasi.

Oleh karena itu, program pengembangan kapasitas menjadi solusi utama agar mereka dapat beradaptasi dengan tuntutan pasar.

Pemerintah dan sektor swasta juga berkolaborasi dalam upaya legalisasi lahan serta penyediaan sumber daya yang dibutuhkan petani kecil agar dapat memenuhi standar regulasi dan keberlanjutan.

Kolaborasi untuk Keberlanjutan Pertanian

Organisasi seperti PISAgro berperan aktif dalam mendukung petani kecil menghadapi regulasi baru. Direktur Eksekutif PISAgro, Insan Syafaat, menegaskan bahwa kolaborasi adalah kunci untuk memastikan semua pemangku kepentingan dapat memenuhi persyaratan kepatuhan.

“Tantangan terbesar adalah biaya sistem ketertelusuran dan sertifikasi yang masih tinggi bagi petani kecil. Kita perlu solusi yang inklusif agar mereka tetap bisa berpartisipasi di pasar global,” kata Insan.

Selain itu, Yayasan FORTASBI Indonesia juga telah mengembangkan program pelatihan bagi petani untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang ketertelusuran dan keberlanjutan.

Rukaiyah Rafik, Kepala Sekretariat FORTASBI, menjelaskan bahwa inklusi petani dalam gerakan keberlanjutan global sangat penting agar mereka tidak tertinggal dari pelaku industri besar.

KOLTIVA dan Solusi Teknologi untuk Kepatuhan Regulasi

Sebagai pemimpin dalam teknologi ketertelusuran, KOLTIVA menawarkan solusi digital untuk memastikan transparansi rantai pasok pertanian.

Melalui platform KoltiTrace, perusahaan ini memberikan teknologi canggih untuk melacak produk dari hulu ke hilir, memastikan kepatuhan terhadap regulasi seperti EUDR.

“Teknologi mengubah cara industri menghadapi kepatuhan regulasi. Dengan sistem ketertelusuran yang lebih baik, kita bisa meningkatkan transparansi, efisiensi, dan kepercayaan di rantai pasok pertanian,” ujar Ainu Rofiq, Co-Founder KOLTIVA.

Selain ketertelusuran, KOLTIVA juga menyediakan program pelatihan untuk petani agar mereka memahami Praktik Pertanian yang Baik, legalitas lahan, serta aspek keberlanjutan lainnya.

Dengan pendekatan ini, petani dapat meningkatkan kualitas produksi mereka dan mendapatkan akses yang lebih luas ke pasar internasional.

Masa Depan Industri Pertanian Indonesia

Seiring berkembangnya regulasi global, pemangku kepentingan di industri pertanian Indonesia harus terus beradaptasi untuk memastikan daya saing dan keberlanjutan.

Forum BeyondTraceability Talks menjadi platform penting bagi industri untuk memahami tantangan regulasi serta menjalin kolaborasi guna menghadapi masa depan yang lebih berkelanjutan.

Dengan inisiatif ini, KOLTIVA dan mitra-mitranya berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan pertanian Indonesia, memastikan bahwa petani kecil tidak tertinggal, dan memperkuat posisi industri di pasar global. (usm/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |