Makna Isra Mi’raj di Indonesia: Tradisi, Spiritualitas, dan Keberagaman Budaya

1 week ago 18

Surabaya (pilar.id) – Isra Mi’raj memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat Islam di Indonesia. Peristiwa ini menggambarkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, hingga naik ke langit untuk menerima perintah salat lima waktu.

Menurut Biandro Wisnuyana SAnt MA, Dosen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR), peringatan Isra Mi’raj tidak hanya menjadi momentum religius, tetapi juga mempererat hubungan sosial melalui berbagai tradisi budaya yang berkembang di masyarakat.

“Isra Mi’raj diakui sebagai hari libur nasional dan diperingati dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti doa bersama, khutbah, dan ceramah di masjid. Ini menjadi momen bagi umat Islam untuk memperkuat hubungan sosial melalui tradisi yang kaya akan nilai budaya Islam di Indonesia,” ujar Biandro.

Indonesia memiliki berbagai tradisi unik dalam memperingati Isra Mi’raj, yang mencerminkan kearifan lokal dan keberagaman budaya Islam. Biandro menyoroti beberapa tradisi khas di berbagai daerah, antara lain:

Nyadran (Jawa Tengah)
Tradisi membersihkan makam leluhur, berdoa, dan berbagi makanan sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga yang telah wafat.

Rajaban (Cirebon)
Peringatan Isra Mi’raj dengan pengajian akbar dan penyajian makanan khas, seperti nasi kebuli dan empal gentong.

Nganggung (Bangka Belitung)
Tradisi membawa dulang berisi makanan ke masjid untuk dimakan bersama, mempererat kebersamaan antarwarga.

Ambengan (Jawa Timur)
Tradisi makan bersama yang diawali dengan doa dan ceramah agama, menekankan nilai kebersamaan dan gotong royong.

“Tradisi-tradisi ini tidak hanya meneguhkan nilai-nilai keislaman, tetapi juga menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia,” ungkap Biandro.

Selain itu, peringatan Isra Mi’raj juga sering diisi dengan doa bersama, ceramah keagamaan, kegiatan amal, hingga pawai obor yang memperkuat hubungan sosial antarwarga.

“Bagi masyarakat Indonesia, Isra Mi’raj bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga momen penting untuk meneguhkan persatuan di tengah keberagaman budaya dan agama,” tambahnya.

Di tengah globalisasi dan modernisasi, melestarikan tradisi Isra Mi’raj menjadi tantangan tersendiri. Biandro menekankan bahwa tradisi ini berperan penting dalam menjaga identitas keislaman dan budaya lokal.

“Di era yang semakin individualistik akibat perkembangan teknologi, peringatan Isra Mi’raj bisa menjadi ajang mempererat silaturahmi dan memperkuat hubungan sosial,” jelasnya.

Selain itu, perayaan Isra Mi’raj juga menjadi sarana mempromosikan nilai-nilai toleransi dan keberagaman. Keberagaman tradisi dalam peringatan ini menunjukkan pentingnya menghargai perbedaan dan menjaga harmoni di masyarakat majemuk seperti Indonesia.

“Tradisi ini mengajarkan kita untuk tetap bersatu dalam keberagaman. Hal ini sangat relevan dalam menjaga harmoni sosial dan mempererat persaudaraan,” ungkap Biandro.

Sebagai penutup, Biandro mengajak generasi muda untuk menjaga dan melestarikan tradisi keislaman serta nilai-nilai budaya lokal.

“Jadilah generasi yang berintegritas, berakhlak mulia, dan peduli terhadap sesama. Mari kita jaga persatuan dengan terus mempromosikan toleransi dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat,” pesannya. (hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |