Ribuan Pelari Ramaikan Tetralogy East Java Running Festival di Banyuwangi

1 week ago 16

Banyuwangi (pilar.id) – Tetralogy East Java Running Festival (EJRF) sukses digelar dengan meriah di Pantai Boom Marina, Banyuwangi, pada Minggu (27/1/2025). Event kolaborasi antara Polda Jawa Timur dan Pemkab Banyuwangi ini menarik perhatian sekitar 1.200 pelari dari berbagai daerah, termasuk Surabaya, Bali, Lombok, dan Malang.

Acara yang mengusung konsep wellness tourism ini melombakan tiga kategori jarak tempuh, yaitu 2,5 km, 5 km, dan 10 km. Para pelari menyusuri rute yang melewati kawasan ikonik Banyuwangi seperti Taman Sritanjung, Taman Tirtawangi (Patung Kuda), dan Taman Blambangan.

Mulai dari anak-anak hingga lansia ikut memeriahkan festival ini. Di sepanjang jalur lomba, warga lokal dengan semangat memberikan dukungan kepada para pelari. Beberapa di antaranya bahkan menyediakan minuman dan camilan gratis sebagai bentuk apresiasi.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang juga turut berlari bersama para peserta, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Polda Jawa Timur atas kepercayaan yang diberikan kepada Banyuwangi.

“Terima kasih atas dukungan Polda Jatim yang telah memilih Banyuwangi sebagai tuan rumah perdana Tetralogy EJRF. Event ini sangat mendukung pengembangan wellness tourism di Banyuwangi,” ujar Ipuk.

Ia juga menambahkan bahwa olahraga lari kini telah menjadi gaya hidup dan semakin populer di kalangan masyarakat. Banyuwangi berkomitmen untuk terus mewadahi komunitas olahraga melalui berbagai event sport tourism berskala nasional dan internasional, seperti sepeda, paralayang, tenis, dan sepatu roda.

Banyuwangi Tuan Rumah Perdana Tetralogy EJRF

Direktur Polairud Polda Jatim, Kombes Pol. Arman Asmara, menjelaskan bahwa Tetralogy EJRF ini merupakan rangkaian pertama dari empat event yang akan digelar di Jawa Timur. Setelah Banyuwangi, event serupa akan berlangsung di Kediri, Madiun, dan Surabaya.

“Banyuwangi dipilih karena berpengalaman dalam menggelar sport tourism. Dukungan masyarakat di sini sangat luar biasa,” ungkap Arman, yang pernah menjabat sebagai Kapolresta Banyuwangi periode 2020-2021.

Dalam konsep tetralogi ini, setiap pelari akan mengumpulkan poin berdasarkan posisi mereka saat menyelesaikan lomba di setiap seri. Poin tersebut nantinya akan diakumulasikan untuk menentukan pelari terbaik di akhir rangkaian festival.

Semangat kompetisi terlihat jelas dari para peserta, seperti Dewi Nur Laily, juara kategori perempuan race 5 km. Dengan waktu 26 menit 47 detik, pelari kelahiran 1999 ini berhasil mencatatkan waktu terbaiknya.

“Alhamdulillah, latihan selama sebulan terakhir terbayarkan. Ke depan, saya ingin terus meningkatkan kecepatan,” ujar Dewi.

Kisah inspiratif juga datang dari Slamet (60), seorang warga Banyuwangi yang ikut lomba kategori 2,5 km bersama anak dan cucunya.

“Meski usia sudah 60 tahun, semangat saya harus tetap muda. Rasanya senang sekali bisa ikut event ini,” ujar Slamet dengan penuh antusias.  (mad/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |